Pemerintah Bersih Kunci Kedaulaan Pangan

Sudirman Dialog dengan Petani Salatiga

DIALOG:Cagub Jateng Sudirman Said tampak berdialog dengan petani di Salatiga, Jumat (11/5). Menurutnya, kedaulatan pangan bisa terwujud kalau pemerintahan bersih
DIALOG:Cagub Jateng Sudirman Said tampak berdialog dengan petani di Salatiga, Jumat (11/5). Menurutnya, kedaulatan pangan bisa terwujud kalau pemerintahan bersih

JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Calon gubernur Jateng nomor urut 2 Sudirman Said memiliki ide brilian untuk mewujudkan cita –cita kedaulatan pangan di Jateng. Ide tersebut adalah pemerintahan yang bersih yang memiliki kepedulian dan keberpihakan kepada petani.

Hal tersebut disampaikanSudirman Said saat berbincang dalam diskusi bertajuk  Kedaulatan Pangan dan Kedaulatan Petani, Apakah Bisa Segera Diwujudkan, Jumat (11/5) di kantor Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayibah (SPPQT), Kelurahan Kalibening, Kecamatan Tingkir,  Kota Salatiga, Jawa Tengah.

“Kunci utama kedaulatan pangan di Jateng adalah pemerintahan yang bersih yang memiliki kepedulian dan keberpihakan kepada petani, sehingga ujung dari urusan ini adalah terwujudnya ketahanan pangan di Jateng,”katanya.

Menurut Pak Dirman, petani sebagai salah satu subyek kedaulatan pangan adalah bagaimana mendorong petani mengorganisir bibit secara alamiah, tanpa keterpaksaan, utamanya dari penguasa.

Baca juga:  Sudirman Said Pastikan Hapus Kartu Tani

“Bayangkan kalau komunitas petani, seperti Qaryah Thayibah ini banyak tersebar di Jateng tentu akan memudahkan terwujudnya cita-cita kedaulatan pangan, dengan adanya petani, kemudian dimasuki idealisme dan kemampuan teknologi, dimasuki akses, rasanya terjadi satu kekuatan luar biasa untuk mewujudkan kedaulatan pangan,”jelas menteri ESDM RI periode 2014-2016 ini.

iklan

Selain itu, imbuh Pak Dirman, hal penting lain yang bisa dilakukan dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan adalah mengadopsi program-program sarjana membangun desa.

“Beberapa waktu lalu, kami, bersama Mas Anies Baswedan membuat  program di bidang pendidikan yakni Gerakan Indonesia Mengajar (GIM), kemudian berlanjut juga ada program serupa di bidang kesehatan, yakni Pencerah Nusantara, intinya merekrut sarjana baru atau lama, para guru dan ahli kesehatan, kemudian diintegrasikan dengan desa, ”jelasnya.

Baca juga:  PDI Perjuangan Salatiga Sumbang Ratusan APD ke RSUD

Para sarjana pertanian yang diajak membangun desa tersebut, kata Pak Dirman, diintegrasikan dengan desa dalam waktu yang cukup, sehingga para pakar pertanian tersebut membuat petani akan punya informasi, membangun akses pasar dan juga gudang logistik.

“Kuncinya adalah program terncana, pergi ke wilayah terpencil, membangun kemampuan petani, bisa mengorganisir lahannya, hal ini juga akan memberi peluang bagi mekanisasi pertanian,”jelasnya.

Cara selanjutnya, kata mantan Direktur PT PINDAD ini, adalah melakukan kerja sama dengan Perguruan Tinggi di Jateng untuk melakukan pemberdayaan pertanian dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). “Tapi bukan KKN yang sifatnya hanya membangun got, mengecat gedung, secara lebih khusus melakukan pemberdayaan oleh mahasiswa KKN kepada para petani,”tandasnya.

Terakhir, kata Pak Dirman, cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan kedaulatan pangan adalah melakukan gerakan beli dan bela Jateng. “Gerakan ini mengadopsi gerakan di Kabupaten Kulonprogo, yang dicanangkan Bupati Hasto Wardoyo, dimana disana para ASN diwajibkan membeli dari petani setempat, dianjutkan pakai batik bikinan perajin setempat, saya kira ini bisa dilakukan di Jateng, beli Jateng dan bela Jateng, dibarengi dengan pengorganisasian yang baik, saya kira bisa dilakukan,”pungkasnya.

Baca juga:  Gerindra - PKS tak Takut Poros Baru, Ajak Golkar Dukung Sudirman Said

Untuk diketahui, SPPQT adalah komunitas pertanian mandiri yang sukses membangun kemandirian bagi paguyuban petani di seluruh Jateng yang tergabung di dalamnya. Salah satunya adalah program pembuatan bibit dan aktif menggelar diskusi-diskusi pertanian.

SPPQT kini memiliki 55 Paguyuban Petani dan 44 Calon Paguyuban Petani.  Anggota SPPQT tersebar di Salatiga, Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, Kendal, Batang, Grobogan, Boyolali dan Sragen.(udi)
iklan