Pemerintah Harap Kapasitas Produksi Industri Otomotif Dalam Negeri Ditingkatkan

Pekerja merakit komponen mobil di pabrik baru Isuzu, di Karawang, Jawa Barat, Selasa (7/4/2015). Pabrik Isuzu Karawang Plant berlokasi di kawasan Suryacipta City of Industry ini memiliki kapasitas produksi 52 ribu unit per tahun dan dapat dikembangkan menjadi 80 ribu unit per tahun.(TRIBUNNEWS / HERUDIN)

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo berharap kapasitas produksi industri otomotif dalam negeri dapat ditingkatkan, yang dibarengi penggunaan komponen lokal yang semakin banyak.

“Sekali lagi Pemerintah berharap kapasitas produksi industri otomotif dalam negeri bisa ditingkatkan dengan memakai kandungan lokal yang semakin tinggi,” ujar Jokowi dalam sambutannya pada pembukaan Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021, di Jakarta, Kamis.

Selain itu, Jokowi juga ingin agar industri otomotif dalam negeri tidak hanya mengurus pasar domestik saja, melainkan juga semakin berakselerasi menggarap pasar-pasar ekspor yang potensial.

“Ini saya lihat peningkatannya sudah baik, tetapi kita ingin lebih ditingkatkan lagi,” ucap dia.

iklan

Presiden menyebut bahwa industri otomotif nasional sudah bangkit, terlihat dari kenaikan surat pemesanan (purchase order) produk kendaraan bermotor yang mencapai 190 persen.

Baca juga:  Dengan Slogan Solid, Elegan dan Bermasyarakat IMBI Surakarta Jadi Barometer

Kenaikan drastis pemesanan itu, kata Jokowi, membuat produsen otomotif kewalahan.

“Saya dapat laporan dari Menteri Perindustrian, ada kenaikan untuk purchase order-nya 190 persen. Artinya harus inden. Artinya yang memproduksi ini kewalahan, artinya lagi, industri otomotif sudah bangkit kembali,” kata Presiden.

Jokowi mengatakan kenaikan pemesanan kendaraan itu tidak lepas dari berbagai stimulus yang diberikan pemerintah, terutama kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

“Kebijakan relaksasi pajak juga sudah, untuk mendongkrak daya beli, penjualan otomotif, agar mendorong permintaan yang bisa menggerakkan industri otomotif kita,” ujar Presiden.

Sebelumnya, penjualan mobil baru di Indonesia melesat 72,6 persen dari 49.202 unit pada Februari 2021 menjadi 84.910 unit pada Maret tahun ini, mengacu data penjualan bulanan wholesales (pabrik ke diler) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada Kamis (14/4).

Baca juga:  Astra Motor Jateng Luncurkan Aplikasi Motorku di Harpelnas 2018

Kenaikan penjualan hingga 72,5 persen terjadi setelah Pemerintah RI menerapkan insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) pada 1 Maret lalu untuk mobil berkapasitas mesin 1.500cc ke bawah, yang dilanjutkan untuk kendaraan bermesin 1.501cc hingga 2.500cc pada awal April.

Penjualan sebanyak 84.910 hampir mendekati rata-rata penjualan mobil pada 2019 atau sebelum pandemi COVID-19 masuk Indonesia, yakni rata-rata 85.576 unit dari total tahunan 1,03 juta mobil.

Hasil niaga pada Maret 2021 bahkan melewati tiga bulan pertama 2020 yakni Januari 80.435 unit, Februari 79.644 unit, dan Maret 76.811 unit secara wholesales. Sedangkan setelah ada pandemi, penjualan bulanan untuk mobil baru dalam sebulan maksimal hanya mencapai 50-an ribu unit. (fid/ant)

Baca juga:  Pebalap Astra Honda Siap Melesat Kencang di Final ARRC Buriram
iklan