JAKARTA – Pemerintah terus mematangkan persiapan Annual Meeting International Monetary Fund (IMF)-World Bank (WB). Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan memastikan persiapan tidak terganggu erupsi Gunung Agung. Luhut juga menyatakan seluruh aspek saat ini sedang dimatangkan.
“Persiapan berjalan dengan baik. Baik dari penyelenggaraan keamanan, substansi, airport, pesawat terbang, serta yang lainnya. Untuk Gunung Agung, tentu juga kita cermati betul, karena itu di luar kontrol kita,” kata Luhut, Selasa (3/7).
Luhut mengatakan, salah satu persiapan yang tengah dikebut adalah perluasan apron Bandara I Gusti Ngurah Rai. Tempat parkir pesawat ini diperluas agar jumlah pesawat yang bisa ditampung di bandara semakin banyak.
“Akhirnya jumlah turis yang bisa masuk bertambah 30%. Akibatnya occupancy rate bisa naik menjadi 80-90%, ini dampak dari pertemuan IMF-World Bank 2018,” kata Luhut.
Dengan diperluasnya apron bandara, jumlah penumpang pesawat yang bisa mendarat di Bali akan semakin banyak. Artinya, kunjungan wisatawan ke Bali nantinya juga bisa bertambah.
“Kalau saya jujur, dengan kita melebarkan apron tadi, kita bisa menerima penumpang, dari 22,5 juta sekarang sampai kepada nanti 37,5 pada tahun 2024. Nah tahun ini, bisa meningkat mencapai 27 juta, sehingga bisa meningkatkan kunjungan turis mencapai, 1,4 juta orang,” kata Luhut.
Disinggung mengenai Gunung Agung, Luhut mengatakan erupsi yang kembali terjadi di Gunung Agung tak membuat tempat acara pertemuan tahunan itu diubah atau bahkan dijadwalkan ulang.
“IMF-Bank Dunia tidak ada perubahan, kami sudah antisipasi ledak-ledakan itu,” ujarnya.
Terpisah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga panitia pelaksana Sidang Tahunan IMF-WB mengungkapkan pihaknya sudah menyadari potensi alam dari Gunung Agung di Bali sebagai tempat penyelenggaraan acara internasional tersebut. Hal ini disampaikannya menanggapi erupsi Gunung Agung.
“Itu kan nature ya, alami. Jadi, kami tetap berharap dalam pelaksanaan persiapan (IMF) akan tetap bisa dilakukan,” kata Sri Mulyani.
Seluruh persiapan menjelang pelaksanaan sidang tahunan pada Oktober mendatang tetap dijalankan seperti biasa.
Sri Mulyani bersama kementerian/lembaga terkait di bawah pimpinan Ketua Panitia IMF-WB, Luhut Binsar Panjaitan juga terus berkoordinasi untuk mempersiapkan perhelatan besar tersebut.
Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia dijadwalkan berlangsung 8-14 Oktober 2018 di Nusa Dua, Kabupaten Badung yang rencananya dihadiri sekitar 17.000 delegasi dari 189 negara. Selain dihadiri sejumlah kepala negara, pertemuan akbar itu juga dihadiri para menteri keuangan atau menteri ekonomi, gubernur bank sentral masing-masing negara, serta sejumlah pelaku ekonomi dan keuangan dunia lainnya.
Atas dasar itulah Menteri Pariwisata Arief Yahya memandang seluruh stakeholder harus bersatu mensukseskannya. Karena pertemuan tersebut merupakan momentum yang sangat baik bagi pariwisata Indonesia.
“Momentum berharga tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena belum tentu akan berulang kembali dalam waktu yang singkat. Pemerintah pusat mau dan giat di daerah, maka koordinasi, kerjasama dan kesepahaman harus saling dibangun, dijaga dan ditingkatkan. Bali Incorporated, Indonesia Incorporated,” ujar mantan Direktur Telkom itu.(udi)