
JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Imbas dari debit sungai Babon dan sungai Pengkol di Kota Semarang yang naik usai hujan intensitas sedang pada Selasa (31/12/2023) petang, membuat Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu langsung bergerak meninjau kondisi hulu dari sungai Mluweh di Desa Mluweh, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Rabu (1/2/2023) bersama Perwakilan BBWS Pemali-Juana, dan jajaran Pemkab Semarang.
Dalam tinjauannya, Wali Kota Semarang juga sempat menghubungi lewat telepon Bupati Semarang, dalam upaya Pemkot menangani dampak banjir dari hulu Sungai Mluweh yang berbatasan dengan wilayah Kota Semarang.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, jika tinjauannya di bagian hulu Sungai Mluweh, Kabupaten Semarang ingin melihat kondisi terkini yang kemarin menyebabkan debit sungai Pengkol sempat naik, setelah diguyur hujan Selasa (31/2/2023). Bahkan, membuat talut sementara yang diperbaiki di Perum Dinar Indah, Meteseh karena jebol beberapa waktu lalu mulai bocor dan merembes. Sehingga muncul genangan harus ditangani dengan segera.
“Imbas dari debit sungai Babon dari hulu sungainya di Sungai Mluweh yang juga ketinggian debit mencapai 150 centimer setelah kemarin diguyur hujan deras, sehingga membuat ketinggian sungai babon di wilayah kota Semarang sudah naik capai 100 centimeter dan di Sungai Pengkol pun merembes dari talut sementara di wilayah perumahan Dinar Indah. Dampaknya, wilayah tersebut ada genangannya.
“Kami menggandeng BBWS Pemali-Juana dan pemerintah kabupaten Semarang untuk menangani hal ini. Bagaimanapun, sungai Mluweh juga kewenangan BBWS Pemali-Juana dan berada di wilayah Kabupaten Semarang. Sehingga harus dilakukan bersama-sama mengurangi dampak banjir terutama yang terjadi di wilayah Kota Semarang, saat debit sungai Mluweh mulai tinggi,” terangnya, Rabu (1/2/2023).
Dikatakan Mbak Ita, sapaan akrab Walikota Semarang, rencana ya waktu dekat pihaknya bersama stake holder melakukan percepatan penanganan dampak banjir di wilayah hulu, Sungai Mluweh, untuk dicarikan solusinya. “Seperti kami bersama Dirjen SDA, BBWS dan PU, mengantisipasi jika terjadinya saat hujan yang tidak bisa diprediksi waktunya,” kata mbak Ita.
“Kalau di wilayah hilirnya sudah clear diantisipasi dengan rumah pompa, kali sringin, tanggul laut dan site pile. Tinggal di bagian hulunya perlu dilakukan mulai dari awal. Salah satunya dengan melakukan penghijauan, karena dibagian atas sungai ada lahan bengkok desa bisa ditanami dengan tanaman keras mencegah erosi dan penahan laju air agar daya rusak air tidak terlalu besar,” paparnya.
Lalu, mbak Ita meminta BBWS, membuat sungai lebih dalam dengan mengeruk sedimentasi sungai di kota Semarang bisa menampung debit air besar saat turun hujan. “Bisa pengerukan dibuat seperti travesium agar daya tampung air makin besar dan mengurangi sungai agar tidak meluap. Bisa mengurai banjir di dua wilayah,” imbuhnya.
Kepala Satker Operasional BBWS Pemali-Juana, Andi Sofyan mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian awal untuk melakukan penanganan luapan sungai Mluweh ini. Karena wilayah Semarang cukup besar, harus ada kajian terlebih dulu, lalu perencanaan dan penganggaran. “Sifatnya BBWS melakukan penanganan mendesak dulu untuk mengurangi dampak reduksi banjir.
Penambahan pintu di kali tenggang dan sringin. Karena melihat alirannya, Sungai Mluweh bagian dari sungai penggaron, hilirnya dibagi ke Sungai Banjir Kanal Timur, Babon dan sama di Demak,” paparnya. (sgt)