JATENGPOS.CO.ID. PEKALONGAN – Pemkot Pekalongan, Pemkab Pekalongan dan Konsultan Dewan Air Belanda (Dutch Water Authority) berkolaborasi mengatasi banjir rob yang kerap melanda Kota Batik Pekalongan dan Kota Santri Kabupaten Pekalongan.
Untuk itu, Walikota Pekalongan HM Saelany Machfudz, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi bersama konsultan Dewan Air Belanda melakukan pertemuan serius di rumah dinas Wali Kota Pekalongan.
“Sinergi ini tindak lanjut kesepakatan bersama 5 April 2017 lalu. Harapannya, kita bisa gerak cepat mengatasi rob,” ucap Walikota Pekalongan Saelany Machfudz usai acara di rumah dinasnya di Jalan bahagia, Selasa (1/5) petang.
Walikota juga mengatakan, pentingnya pembelajaran sistem managemen perairan dan edukasi masyarakat tentang lingkungan. Untuk itu, DWA diharap bisa membantu mengatasi rob. Pemkot Pekalongan ingin sinergi bersama Pemkab dan DWA mencari solusi menanggulangi rob. Termasuk tentang pemeliharaan saluran air dan pompa air skala lingkungan.
“Kota Pekalongan mendapat bantuan dari pemerintah pusat berupa tanggul yang terletak 1 km dari garis pantai. Kami butuh kerjasama mengelola tanggul di perbatasan Kabupaten dan Kota Pekalongan,” imbuh Saelany.
Senada, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi juga siap bekerjasama mengatasi rob yang semakin meprihatinkan. “Kami sudah melakukan penanggulangan rob dengan membuat tanggul di Kecamatan Tirto dengan dana Rp 2,4 Miliar. Namun, masih ada wilayah seluas 6 km yang masih terkena rob,” jelas Bupati. Tanggul yang ada di Kecamatan Tirto ditarget mampu menanggulangi rob di Jeruk Sari, Mulyorejo dan Karang Jompo.
“Dengan sinergi bersama, kami yakin banjir rob bisa ditangani. Apalagi ada dukungan dari pemerintah pusat dari dana APBN sebesar Rp 517 Miliar,” imbuh Bupati.
Sementara Manajer Dewan Air Belanda, Fer Kalis mengatakan kondisi di Belanda dan Pekalongan memang beda. Tapi metode di Belanda bisa diterapkan dalam pembuatan tanggul di Pekalongan.
“Kami menjamin tanggul yang dibuat dapat bertahan setidaknya selama 25 tahun,” tukas Fer Kalis. (wan/dik/muz)