JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berupaya mengantisipasi prediksi penambahan jumlah pengangguran di tahun 2020 akibat pandemi COVID-19 dengan mengoptimalkan pendampingan kepada tenaga kerja.
“Baru saja seorang pakar ekonomi memberikan ‘warning’ (peringatan) kepada saya bahwa pengangguran di Jawa Tengah akan bertambah sekitar 900.000-1,2 juta,” katanya pada Pertemuan Tahunan BI yang diselenggarakan secara virtual di Semarang, Kamis.
Melihat kondisi tersebut, dikatakannya, Jawa Tengah harus bersiap. Menurut dia, sah satu yang harus dilakukan mempersiapkan mental para tenaga kerja ini agar tidak terpuruk jika benar terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Agar tidak ‘down’ kami siap memfasilitasi pelatihan, akses permodalan, pendampingan, dan persiapan memasuki dunia bisnis yang baru,” katanya.
Menurut dia, langkah tersebut dilakukan sebagai alternatif munculnya “startup” atau pelaku bisnis baru. Terkait hal itu, ia meminta seluruh pihak memberikan narasi yang baik untuk masyarakat, bangsa, dan Negara dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini.
Sementara itu, dikatakannya, pandemi COVID-19 yang berdampak pada krisis ekonomi di tahun 2020 saat ini mulai menunjukkan perbaikan. Ia mengatakan setelah sempat mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan II sebesar 5,32 persen, untuk triwulan III membaik menjadi kontraksi 3,49 persen.
“Harapannya akhir tahun ini lebih baik lagi. Inovasi dan kreasi terus dijalankan, semua mencoba agar bisa bangkit termasuk UMKM lebih ‘ngeh’ (paham) untuk beradaptasi dalam kebiasaan baru, cara bisnis, cara jual, dan bagaimana paham secara digital untuk bisa melakukan transaksi,” katanya.
Ia juga mengapresiasi masyarakat Jawa Tengah yang sejauh ini bisa menjaga kondusivitas keamanan. Menurut dia, jika kondusivitas terjaga maka investor akan datang.
“Kami sudah buka pintu (untuk investor), bahkan sudah bicara langsung dengan investor yang beberapa waktu lalu sudah memberikan daftar ke kita tapi tertunda karena pandemi,” katanya. (fid/ant)