Pendaftar Ramai-ramai Datangi Sekolah

PPDB SMP: Suasana PPDB di SMPN 1 Klaten, Rabu (1/7/2020). Para pendaftar disebut nekat tetap datang ke sekolah dan tak mendaftar secara online dengan sejumlah alasan, salah satunya ketidakpahaman teknis pendaftaran online.

JATENGPOS.CO.ID,  KLATEN – Suasana penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMPN 1 Klaten ramai dengan para orang tua dan calon siswa. Para pendaftar disebut nekat tetap datang ke sekolah dan tak mendaftar secara online dengan sejumlah alasan, salah satunya ketidakpahaman teknis pendaftaran online.

“Kita sebenarnya tidak henti-hentinya meminta untuk tidak berkerumun. Tapi namanya masyarakat, ya nanti kita evaluasi,” ungkap Ketua 2 PPDB SMPN 1 Klaten, Sagiman, saat ditemui detikcom di kantornya, Jalan Wahidin Sudiro, Klaten, Rabu (1/7).

Sagiman menjelaskan sebenarnya posko yang dibuka di sekolah hanya untuk fasilitas bagi pendaftar yang kesulitan mendaftar secara online. Misalnya, kata Sagiman, bagi para pendaftar yang kesulitan jaringan internet di tempat tinggalnya.

“Tapi nyatanya masyarakat merasa lebih mantap mendaftar ke sekolah,” lanjutnya.

iklan

Suasana penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMPN 1 Klaten ramai dengan para orang tua dan calon siswa. Para pendaftar datang ke sekolah dan tak mendaftar secara online.

Baca juga:  Organisasi Relawan Sekabel Gelar Pengobatan Gratis Di Klaten

Sagiman mengatakan sebetulnya tak ada gangguan dari sisi teknis pendaftaran online termasuk soal jaringan internet. Menurutnya, sosialisasi pendaftaran online dengan aplikasi juga sudah dilaksanakan.

“Bahkan ada demo penggunaan aplikasi sebelumnya, dan banyaknya warga yang datang ke sekolah tidak diduga,” tutur Sagiman.

Dia menjelaskan rombongan belajar (rombel) di sekolahnya ada sembilan kelas dengan total siswa 288. Jumlah tersebut berasal dari empat jalur pendaftaran.

“Dari jalur zonasi minimal 50 persen, prestasi 15 persen, afirmasi 30 persen dan perpindahan orang tua sisanya,” tutur Sagiman.

Pantauan di SMPN 1 siang ini, para calon siswa datang bersama orang tua. Mereka mengantre di lapangan untuk memasukkan data di posko.

Panitia terus meminta mereka untuk tidak berkerumun. Namun kondisi ramai dan kerumunan tak bisa dihindari.

Salah satu orang tua calon siswa, Iis mengaku datang ke sekolah langsung untuk mendaftar karena ponselnya rusak. Selain itu, dia mengaku tidak paham dengan aplikasi PPDB.

Baca juga:  Satpol PP Surakarta Siap Tindak Pedagang Bandel

“Mau pinjam (HP) tetangga tidak enak dan belum paham aplikasi yang digunakan itu apa,” kata Iis pada detikcom.

Selain itu, suasana di SMPN 3 Klaten juga didatangi para calon pendaftar, namun suasananya tak seramai di SMPN 1 Klaten. Warga yang datang tampak langsung pulang setelah diberi penjelasan oleh panitia.

“Ada pendaftar dan orang tua datang karena tak paham. Ada yang datang karena dikira masih harus meng-upload di sekolah dan setelah dijelaskan pulang sehingga tidak ada kerumunan,” ungkap ketua 2 PPDB SMPN 3, Rewang Agus Susilo.

Diwawancara terpisah, Kepala SMPN 1 Delanggu Sugiyanto mengatakan tidak ada antrean di sekolahnya. Sebab para pendaftar diberi penjelasan dan brosur soal cara penggunaan aplikasi di posko informasi.

“Posko informasi kita taruh di depan sekolah. Kita berikan penjelasan serta brosur pada warga sehingga paham lalu pulang,” ungkap Sugiyanto.

Ketua Komisi 4 DPRD Klaten Edi Sasongko menanggapi kondisi tersebut. Dia mengaku sudah mewanti-wanti agar tidak tak ada kerumunan saat PPDB berlangsung.

Baca juga:  Karyawati Inul Salatiga Dibegal

“Jangan sampai PPDB malah muncul klaster baru penyebaran virus Corona. Sejak awal kami sudah wanti-wanti hal itu,” kata Edi kepada detikcom di gedung DPRD Klaten Jalan Pemuda, siang ini.

Edi mengatakan sudah ada pedoman jelas tentang PPDB yang digelar secara online. Dalam pedoman itu, kata Edi, pendaftaran secara offline tidak diatur.

“Pada bab III pasal 5 pedoman itu sudah sangat jelas diatur tidak melayani offline. Ini harus dipedomani,” sambung Edi.

Kecuali bagi calon siswa yang terkendala teknis, kata Edi, bisa dibantu pihak sekolah di posko. Itupun harus tetap mengedepankan protokol kesehatan.

“Saya yakin kok banyak yang punya HP dan siswa SD sekarang juga paham HP,” lanjut Edi.

Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Pemkab Klaten, Lasa mengatakan pihaknya telah mendirikan posko terkait PPDB.

“Untuk penerapan protokol kesehatan ya pasti sejak awal sudah kita sosialisasi,” kata Lasa.(dtc/udi)

iklan