Pengajian Komite Sekolah Cahaya Ummat Bergas Diikuti Karyawan Pabrik hingga Buka Kajian Tafsir Alquran

KAJIAN TAFSIR: Pengajian Khotmil Quran dan launching Kajian Tafsir Alquran dengan penceramah KH Muhammad As'ad Mahmud Lc di aula sekolah Cahaya Ummat. FOTO: MUIZ/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Bangunan aula Quranic Learning Center di kompleks sekolah Cahaya Ummat, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Sabtu (12/10/2024) terlihat ramai dan khidmat. Ratusan ibu-ibu dan bapak-bapak berkumpul secara terpisah di dalam bangunan yang masih tahap pembangunan tersebut.

Hari itu para orang tua siswa mengadakan pengajian khotmil Quran rutin yang diadakan setiap bulan. Setiap kegiatan diadakan khataman dilanjutkan pengajian oleh penceramah. Pengajian rutin sudah diadakan sejak lama, bahkan sebelum pandemi Covid-19, berkat keguyuban komite sekolah itu.

Tapi, kali ini suasana terlihat tidak biasanya, karena ada juga bazaar aneka makanan ringan dan produk UMKM digelar di depan aula. Para pedagang itu buka lapak memanfaatkan tempat di Ruang Terbuka Hijau (RTH) setempat.

Para orang tua siswa yang berkumpul merupakan gabungan dari komunitas masing-masing tingkatan sekolah. Diketahui, sekolah Islam Terpadu (IT) Cahaya Ummat terdiri dari PAUD/TK, SDIT dan SMPIT. Bisa dibayangkan dari sebagian besar orang tua siswa yang rutin mengikuti pengajian jika berkumpul jumlahnya sangat banyak.

iklan
Baca juga:  Indikasi Mafia Tanah Dalam Kasus Penjualan Aset Pengusaha Malang di Manahan Solo

Muhib (45) salah satu orang tua siswa SDIT Cahaya Ummat mengatakan kegiatan Khotmin Quran kali ini terasa istimewa karena sekaligus melaunching program Kajian Tafsir Kitab Alquran (Kataba). Merupakan pengembangan dari pengajian sebelumnya yang mengambil tema acak, setelah ini rutin akan diisi Kataba.

“Setelah ini setiap khotmil Quran akan diisi Kataba, semakin menarik kita harus rutin mengikuti pengajian agar tidak ketinggalan kajiannya. Karena ini pertama, dimulai dari surat Alfatihah, kita simak bersama,” ujarnya.

Musyarofah, salah satu orang tua siswa sekaligus Ketua Bidang Sosial dan Humas Yayasan Sosial Dakwah Nur Hidayah mengatakan, dibentuk pengajian berangkat dari kegiatan ‘One Day One Juz’ kemudian setelah 30 hari diadakan khataman sekaligus pengajian.

“Pengajian khotmil Quran sudah lama aktif dan selalu ramai diikuti orang tua siswa. Melihat antusias jamaah ini, kita membuatkan kajian agar bisa lebih intens, akhirnya sepakat mengisi dengan Kataba,” ujar anggota Fraksi PKS DPRD Kabupaten Semarang ini seusai pengajian.

Baca juga:  Kelurahan Jurangombo Utara Nomine Lomba LBS 2019 Tingkat Nasional

Selain pengajian khotmil Quran, lanjut Musyarofah, juga diadakan pengajian tahsin Quran setiap hari Sabtu pagi dan sore. Kegiatan ini khusus untuk jamaah yang ingin melancarkan dan memperbaiki bacaan Quran. Kegiatan pagi diikuti orang tua siswa, sedangkan sore kebanyakan diikuti karyawan pabrik yang ada di sekitar lokasi sekolahan.

“Khususnya untuk jamaah karyawan pabrik kita buka seperti kelas khusus. Jumlah mereka dinamis kadang banyak dan kadang berkurang. Ya, karyawan pabrik tinggalnya tidak menentu, ada yang pindah kerja, menikah sehingga pindah tempat tinggal,” ungkapnya.

Diharapkan karyawan yang mengikuti pengajian bertambah lebih banyak, dengan demikian Yayasan lebih banyak menebarkan manfaat bagi masyarakat yang ingin mendalami bacaannya. Bukan pada kepandaian membaca lebih itu mendapatkan pengetahuan yang terkandung dalam Al-Quran.

Sementara itu, pengajian launching Kataba di hari pertama membahas kajian surat pertama Al-Quran yakni surat Alfatehah. Pemateri kajian diisi Ustad Muhammad As’ad Mahmud, Lc dari Ponpes Nurul Islam Tengaran, Kabupaten Semarang.

Baca juga:  Tren Pesantren Ramadan, Cahaya Ummat Bekali Imtag di 10 Hari Terakhir

Dalam kajiannya, Ustad As’ad menyampaikan Surat Alfatihah merupakan intisari Al-Quran. Meski bukan surat yang pertama kali diterima Nabi Muhammad SAW namun kehebatan kandungan surat ini melebihi surat-surat lainnya. Diantaranya, Alfatihah satu satunya surat yang menjadi rukun dalam sholat.

“Alfatihah menjadi surat yang masuk dalam rukun sholat. Tidak sah jika dalam setiap rakaat sholat tidak membaca Alfatihah. Surat ini adalah assab’ul matsani artinya tujuh ayat yang diulang-ulang. Pembacaan surat Alfatihah berulang tidak lain karena memiliki hikmah yang luar biasa dalam setiap ayatnya,” jelasnya.

Dijelaskan lebih lanjut, setelah bacaan ‘bismillahirohmanirrahim’ di ayat pertama, pada ayat kedua ‘alhamdulillahhirobbilalamin’ mengandung makna pujian terbaik hanya pada Allah SWT. Ayat ketiga ‘Arrohamanirrohim’ memiliki dua makna hak Allah untuk menyayangi dan mengasihi hamba-Nya.

“Bedanya, arrohman berlaku semua orang meski berbeda agama dan makhluk-makhluk Allah. Sedangkan arrahim khusus orang islam atau orang beriman. Allah akan melimpahkah kasih sayang kepada umat-Nya yang beriman,” tandasnya. (muz)

iklan