Pengamat Undip: Magnet Jokowi Masih Besar di Jateng Karena Kinerja 10 Tahun 

Wahid Abdurrahman. Foto:dok/jatengpos

JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG – Masih besarnya antusiasme masyarakat Banyumas dan Tegal menyambut kedatangan Jokowi Sabtu (16/11/2024), mendapat tanggapan pengamat Undip Semarang, Wahid Abdulrahman. Menurut Wahid, Presiden RI ke-7 itu masih punya magnet besar karena sikap dan kebijakanya yang populis di masyarakat selama menjadi presiden.

“Jokowi adalah populisme wong cilik. Citra bahwa Jokowi sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat dan senantiasa mengedepankan kebijakan yang pro rakyat telah melekat sejak menjadi Walikota Surakarta hingga 10 tahun menjadi presiden,” kata Wahid, saat diminta tanggapanya, Sabtu, 16 November 2024.

Wahid harus merespon fenomena ini karena rakyat Jawa Tengah masih mengelu-elukan Jokowi, saat yang bersangkutan pawai di Banyumas dan Tegal bersama Palson gubernur-wakil gubenur Jawa Tengah no 2 (Luthfi-Yasin). Di Banyumas Jokowi disambut 30 ribu orang lebih di sepanjang jalan sejauh 3 kilo meter. Begitupun di Tegal Jawa Tengah.

Baca juga:  Mbak Ita Jemput Investor Nasional

“Citra populisme inilah yang sampai saat ini masih kuat tertanam di masyarakat Jawa Tengah. Wajar jika kemudian kehadirannya selalu disambut banyak orang meski tidak lagi menjadi presiden,” imbuh pengamat muda yang juga kandidat doktor di Jerman ini.

iklan

Selain itu, kata Wahid, Jokowi juga menjadi simbol kedekatan antara rakyat dan pemimpin tanpa sekat. Dengan mudah masyarakat bisa berjabat tangan, berfoto dengan Jokowi. Ini aatu hal yang bagi masyarakat Jawa adalah kemewahan. Mengingat dalam budaya Jawa, raja adalah sacral (tidak tersentuh).

Wahid menjelaskan, pada diri Jokowi berlaku Konsep mikul duwur mendem jero. Ini juga menjadi faktor mengapa kehadiran Jokowi saat ini masih menjadi magnet. Masyarakat memuji keberhasilan Jokowi selama 10 tahun menjadi presiden dengan pembangunan yang bisa langsung dirasakan. Inilah konsep mikul duwur.

Baca juga:  Raih Gelar Doktor Sejarah, Inilah Sosok Agustina Wilujeng

“Sedangkan mendem jero, berarti memahami kekurangan atau kelemahan yang ada selama Jokowi menjabat. Namun kekurangan atau kelemahan tidak harus selalu diungkap,” ujar dosen program ilmu politik dan Pemerintahan FISIP Undip itu.

Pada tataran ini, kata Wahid, pasangan cagub-cawagub Jateng Ahmad Lutfhi-Taj Yasin akan memperoleh berkah politik dari Jokowi.

“Pasangan yang didukung oleh Jokowi ini dapat berkahnya, jika mau berbuat dekat dengan rakyat seperti Jokowi. Juga mau membuat kebijakan yang diharapkan bisa dinikmati rakyat sebagaimana dihasilkan oleh Jokowi. Pasti Luthfi-Yasin dapat poin banyak,”katanya.(*/jan)

iklan