Pengaruh Digital Marketing Pada UMKM Keripik Tempe Di Blora

Berbagai Jenis Keripik Kedungjenar.

JATENGPOS.CO.ID,  BLORA – Blora merupakan salah satu kota yang berada di Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora berbatasan di sebelah barat dengan Kabupaten Grobogan, di sebelah utara dengan Rembang, dan di sebelah timur dengan Kabupaten Bojonegoro. Blora dikenal dengan berbagai makanan khas seperti ungker, lontong tahu, keripik tempe, dan sebagainya. Salah satu UMKM yang berada di Blora yaitu industri kripik tempe yang berada di kelurahan Kedungjenar, kecamatan Blora.

Keripik tempe merupakan salah satu makanan yang dari tempe kedelai. Cara pengelohan keripik tempe sendiri yaitu memotong terlebih dahulu tempe tersebut dengan tipis, kemudian masukan tempe ke tepung yang sudah dibumbui, selanjutnya goreng tempe tersebut hingga warna kecoklatan. Keripik tempe Kedungjenar ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan keripik lain, kelebihan keripik tembe ini memiliki rasa yang gurih, renyah dan aroma yang berbeda.

Untuk satu bungkus keripik tempe ini dijual sebesar Rp 6.000. Sebelum adanya Virus Covid-19 permintaan keripik tempe Kedungjenar terus meningkat, banyak dari konsumen membeli keripik tempe tersebut digunakan untuk oleh-oleh dari khas Blora. Selain itu, keripik tempe juga dapat dijadikan cemilan serta lauk penganti kerupuk.

Keripik tempe Kedungjenar ini merupakan sumber mata pencarian bagi masyarakat di kelurahan tersebut. Usaha keripik tempe ini memberikan peluang bagi masyrakat sekitar untuk mengembangkan usahanya dengan berjualan dan memperoleh keuntungan dan pemasukan dari usaha keripik tersebut, namun hal ini berbeda karena adanya dampak Virus Covid-19.

Banyak konsumen yang enggan untuk datang langsung ke toko karena takut dengan virus Covid-19 tersebut. Hal ini mengakibatkan produk keripik tempe Kedungjenar mengalami penurunan.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh survei yang dilakukan oleh Bank Indoensia (BI) dan Business And Export Development Ornization (BEDO). Bank Indonesia mengemukakan bahwa 87,5% UMKM terdampak pandemi Cobid-19, selanjiutnya hasil survey BEDO mengemukakan bahwa korona berdampak sebesar 86.60% terhadap UMKM.

Pengusaha keripik tempe Kedungjenar perlu melalukan inovasi agar usaha mereka dapat berkembang dan banyak diketahui oleh masyrakat luas. Salah satu inovasi yang dapat digunakan yaitu Digital Marketing. Digital Marketing merupakan sebuah pemasaran dengan bantuan media digital yang bertujuan untuk menarik konsumen agar dapat menjaungkau produk tersebut secara cepat dan tepat.

Ada beberapa tahap digital marketing yang dapat digunakan produsen untuk menarik konsumen dan meningkatkan penjualan produk. Pertama, membangun kepercayaan dengan cara memastikan bahwa diproduk tersebut dibuat secara halal dan higenis serta dengan menggunakan proses pengiriman yang aman sampai ditangan konsumen.

Kedua, menggunakan media sosial sebagai penjualan, contoh media sosial saat ini yaitu Shopee, Bukalapak, Instagram, Facebook, Tiktok, dan Twiter yang dapat diguanakan sebagai promosi berjualan. Penggunaan media sosial dengan Shopee gratis ongkir tersebut dapat menarik konsumen dari berbagai daerah.

Ketiga, membuat desain produk yang menarik. Desain atau logo yang mudah diingat maka konsumen akan memilih produk tersebut, karena dengan begitu konsumen akan percaya bahwa produk tersebut sudah memiliki keunggulan dibandingkan produk lainnya. Keempat, bekerja sama dengan influencer. Influencer merupakan seorang public figure yang memiliki pengaruh besar terhadap masyrakat.

Saat ini banyak artis influencer yang dapat dipilih sesuai dengan jenis produk yang dipasarkan. Influencer yang memiliki banyak followers juga akan memberikan pengaruh besar terhadap produk tersebut. Sistem ini dengan cara produsen mengirim produk tersebut kepada influencer, kemudian influencer tersebut akan memberikan review dengan cara story di Instgaram maupun di Feed Instagram.

Dengan begitu banyak masyrakat yang sebelumnya belum mengetahui produk tersebut menjadi tertarik untuk membeli. Kelima, produsen harus merespon pesan dari konsumen dengan cepat contoh dalam pengemasan dan pengiriman. Selain itu, produsen juga harus memberikan deskripsi yang jelas dan detail agar konsumen dapat mengetahui bahan yang digunakan.

Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media digital marketing saat pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kelangsungan hidup pengusaha. Selain itu, digital marketing juga dapat meningkatkan penjualan produk tersebut. Pernyataan ini juga di dukung oleh survei yang dilakukan BEDO, dimana terdapat 231 responden pelaku bisnis yang ada di Bandung, Bali, Banyuwangi, Blora, Jakarta, Jember, Karanganyar, Lampung, Malang, Medan, Nusa Tenggara Barat, Padang, Palembang, Pasuruan, Rembang, Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa penggunaan promosi di media sosial dapat meningkatkan penjualan suatu produk di masa pandemi Covid-19. (ren/biz)

 

Penulis : Liliyana Ayu Widyaningrum

Prodi : Magister Pendidikan Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa Pascasarjana UNS