JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Kesadaran penggunaan Dexlite sebagai bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan dengan emisi pembakaran yang rendah di kalangan pengusaha semakin besar. Kandungan Cetane 51 yang membuat mesin lebih bertenaga juga menjadi salah satu alasannya.
Salah seorang pengusaha pengepul kulit sapi di Jalan Gajah Semarang, Dony Surya mengatakan, pada awalnya ia ragu untuk menggunakan Dexlite karena disparitas harga yang cukup besar dengan solar subsidi. Namun, mengingat manfaat terhadap efisiensi perawatan mesin, maka ia memutuskan menggunakan Dexlite untuk kendaraan-kendaraan operasionalnya.
“Awalnya memang ragu untuk pakai Dexlite karena selisih harganya jauh. Tapi akhirnya tetap gunakan itu biar mesin awet,” kata Dony
Dony mengaku, setiap minggu harus merogoh kocek 10-15% dari cost produksi untuk pembelian BBM Dexlite. Adapun 3 truk diesel miliknya berkapasitas 10-12 ton setiap minggu biasa melakukan pengiriman kulit untuk bahan baku tas dan sepatu ke Surabaya dan Jakarta.
“Saat ini ada 3 truk yang saya gunakan untuk pengiriman kulit, rata-rata biaya untuk BBM nya 15% dari ongkos produksi,” ujar Dony
Meski di masa pandemi terjadi penurunan omzet, untuk urusan pemilihan BBM, Donny tetap menggunakan Dexlite. Pasalnya, dengan menggunakan Dexlite ada manfaat efisiensi dalam jangka panjang.
“Tetap gunakan Dexlite, biar tidak banyak pengeluaran untuk perbaikan mesin. Semoga pandemi juga cepat berakhir, biar bisnis membaik,” tukas Doni.
Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Transportasi Pariwisata Jawa Tengah, Tugiman mengakui, penggunaan Dexlite untuk mesin diesel memang sangat bagus karena pembakarannya lebih sempurna. Selain itu, Dexlite yang memiliki Cetane 51 ini juga ramah terhadap lingkungan.
“Ya memang kalau pakai Dexlite mesin menjadi lebih enteng, karena pembakaran sempurna dan juga ramah lingkungan,” jelasnya.
Namun demikian, ia meminta agar pemerintah bisa memberikan insentif berupa subsidi untuk Dexlite agar dapat meringankan beban pengusaha transportasi. Apalagi, saat ini dunia pariwisata sudah mulai bangkit, setelah pandemi virus corona yang berlangsung hampir 2 tahun.
“Ya, perlu subsidi dululah bagi pengusaha transportasi kalau mau memperluas pemakaian Dexlite. Apalagi, saat ini masih pandemi yang berdampak pada pariwisata,” terangnya.
Tugiman meyakini, masyarakat bisa diajak beralih menggunakan BBM ramah lingkungan, sepanjang dilakukan edukasi dan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat.
“Intinya eduksi dan sosialisasi. Saya yakin masyarakat bisa diajak beralih ke BBM yang ramah lingkungan,” pungkasnya.(aln)