Peningkatan Infrastruktur Jadi Perhatian Reses Anggota DPRD Demak

Anggota DPRD Kabupaten Demak Khoeron, Sag, MPdI saat menggelar reses menjaring aspirasi masyarakat di Desa Kalisari Kecamatan Sayung Demak beberapa waktu lalu. foto:adhi pramanto/jateng pos

JATENGPOS.CO.ID. DEMAK– Masa reses DPRD Kabupaten Demak tahun ini benar-benar dimanfaatkan oleh anggota Fraksi PDI Perjuangan. Salah satunya adalah Khoeron S.Ag, M.Pd, I yang memilih Desa Kalisari di Kecamatan Sayung sebagai tempatnya mendengar semua masukan dari konstituennya.

Menurut Khoeron, momentum seperti ini harus diutamakan, mengingat reses adalah untuk bertemu dengan konstituen. Mulai mendengar masukan dan aspirasi dari masyarakat di daerah pilihannya.

“Ini waktunya kita duduk bersama dengan masyarakat, untuk mendengar apa yang menjadi permasalahan yang terjadi dan apa yang harus diperjuangkan serta diusulkan, yang terpenting untuk kepentingan bersama,” ujar Khoeron.

Banyaknya masukan dan usulan yang dilontarkan masyarakat dan konstituen terkait masalah sarana dan prasana baik itu jalan maupun pengairan. Diantaranya adalah peningkatan jalan di Dukuh Maggian, Desa Kalisari, pembangunan talud Dukuh Krajan Desa Kalisari, rehab balai Desa Jetaksari.

Selain itu ada, rehab ruang SD Surodadi 2, talud Dukuh/Desa Tugu sepanjang 1000 meter, pengerasan jalan di Dukuh/Desa Tugu, peningkatan jalan Dukuh Dukuhan Desa Kalisari, pembangunan ruang kelas baru gedung MTs An Nidam di Desa Kalisari, dan peningkatan jalan di Dukuh Krajan Utara Desa Kalisari.

“Usulan dari masyarakat ini selanjutnya akan kami kaji dan tindaklanjuti sebagai bagian dari pelayanan wakil rakyat kepada konstituennya,” jelas Khoeron yang juga dikenal sebagai tokoh agama di Kalisari.

Menurutnya wilayah Demak terutama Sayung sekarang ini kondisinya sudah sangat berbeda dengan belasan tahun yang lalu. Dimana warga mengalami kesulitan karena tiadanya akses jalan yang mulus seperti sekarang ini. Betapa tidak, jika jalan yang berupa aspal tidak dapat bertahan lama, karena struktur tanah yang tidak memungkinkan, sehingga harus dilapisi beton agar awet.

Pembetonan jalanpun tidak bisa sertamerta karena selain membutuhkan biaya yang tidak sedikit, pembetonan juga membutuhkan waktu yang lama. “Hal inilah yang membuat pembetonan jalan di seluruh Demak membutuhkan waktu hingga belasan tahun, agar bisa seperti sekarang ini,” imbuh Khoeron.

Hingga hari ini, jalan beton penghubung antar kecamatan bahkan antar desa sudah bisa dinikmati seluruh warga Demak. Pembangunan infrastruktur tersebut tidak lain adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga masyarakat sendiri. Dapat dilihat saat ini sudah banyak warga Demak yang menikmati hasil pembangunan, karena perekonomian mereka yang turut terangkat.

Dengan infrastruktur yang tidak memadai, tentunya akan muncul ketidakadilan sosial. Seperti adanya warga yang kesulitan untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan, atau susahnya anak-anak pergi ke sekolah karena tidak adanya infrastruktur jalan yang memadai.

“Salah satu faktor penghambat perekonomian, adalah lambatnya pembangunan infrastruktur terutama jalan. Pasalnya, kondisi jalan yang jelek berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi yang kurang efisien atau cenderung berjalan ditempat,” tuturnya.

“Jika kondisi jalan sudah seperti sekarang tentunya pembangunan dan peningkatan perekonomian warga akan turut meningkat. Bisa dilihat sekarang, sudah banyak warga Demak yang terentas dari kemiskinan. Semoga dengan reses ini, pembangunan di Sayung dan Demak pada umumnya bisa lebih maju dan melesat mengejar ketertinggalannya dengan kota-kota sebelah,” pungkasnya. (adi/adv/muz)