JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG– Sejumlah penumpang Kereta Api (KA) mengadukan jadwal pemberangkatan KA yang tidak jelas. Aduan tersebut diterima Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meninjau Stasiun Tawang, Minggu (1/1/2023) sore.
Kedatangan Ganjar di stasiun Tawang untuk mengecek kondisi banjir yang menggenangi kawasan sekitar. Selain menemui petugas stasiun, kesempatan itu dimanfaatkan Ganjar menemui para penumpang.
Didapati mereka sedang kebingungan dengan kepastian jadwal keberangkatan kereta api. Kebanyakan mereka itu takut jika perubahan jadwal menghanguskan tiket dan uang melayang. Untuk itu, meminta Ganjar membantu memberikan jaminan kepastian soal status tiket mereka itu.
“Saya minta satu menjelaskan bagian tiket, tidak ada yang hangus. Maka tadi semua teriak-teriak tiket saya hangus. Tidak ada tiket hangus, teorinya siapa itu,” kata Ganjar.
Dikerumuni penumpang yang protes dan emosi, Ganjar dengan sabar menjelaskan kondisi yang sedang terjadi di Stasiun Tawang. Termasuk soal kenapa jadwal mengalami keterlambatan.
Kepada KAI, Ganjar meminta menyiapkan seluruh petugasnya agar memiliki pemahaman sehingga bisa memberi penjelasan. Termasuk Polsuska, Ganjar meminta agar diikutsertakan meladeni pelanggan.
“Itu semua diberi pengetahuan kalau perlu dikasih buku pintar untuk bisa menjelaskan satu-satu dalam kondisi darurat dan saya minta dilaksanakan sekarang,” ujar Ganjar.
Tak cukup sampai di situ, Ganjar juga meminta agar KAI Daop IV Semarang menyiapkan tempat khusus untuk penumpang mendapat informasi. Sehingga mereka tidak lagi protes atas ketidakpastian yang dialami.
“Maka kepada para konsumen, tidak perlu marah, KAI saya minta untuk menjelaskan agar semua bisa pasti ya. Tadi ada yang harus naik bus. Busnya kapan di mana dan sebagainya agar KAI mengelola lebih presisi lagi. Kalau memang mereka tidak sanggup, kita siap kok untuk membantu,” ucap Ganjar.
Pada kesempatan itu, Ganjar langsung meminta perwakilan dari KAI Daop IV Semarang menghubungi kepala stasiun. Melalui sambungan telepon, Ganjar meminta agar pihak stasiun menyiapkan pos informasi. Seperti contoh penumpang yang harus pindah moda transportasi, mereka mesti diberikan informasi yang jelas mengenai tempat, waktu, dan bagaimana mereka berpindah.
“KA Daops saya minta ke sini, termasuk manajemen transportasinya yang diminta untuk mengurus itu,” ujarnya.
Selain itu, kebijakan re-route yang diputuskan oleh otoritas pusat menurut Ganjar juga harus disampaikan secara jelas kepada penumpang.
“Jadi dipindahkan jalurnya lewat Selatan, yang dari Jakarta lewat Utara kemungkinan dibatalkan atau bisa dikurangi. Ini yang butuh disampaikan ke customer,” katanya.
Ganjar juga meminta agar PT KAI meningkatkan sistem layanan. Sehingga persoalan ketidakpastian jadwal di situasi kedaruratan seperti ini bisa terinfokan secara kontinyu. (ul/muz)