PERAGI Jateng Tanam 2.000 Alpokat untuk Konservasi Gunung Muria Kudus

PERAGI Jateng dan sejumlah pihak melakukan penanaman pohon alpokat di lereng Gunung Muria Kudus. Foto : istimewa/Jateng Pos

JATENGPOS.CO.ID, KUDUS – Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) Komisariat Jawa Tengah yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S melakukan penanaman pohon alpokat sebanyak 2.000 bibit di Desa Ternadi, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Kamis (16/12/2021).

Kegiatan tersebut kolaborasi antara Fakultas Pertanian UMK, Fakultas Pertanian UNS, Pemprov Jateng, Pemkab Kudus, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup, PERAGI, Perhutani, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), dan Forum DAS Kawasan Muria (FDKM) yang diketuai oleh Drs. R.M. Hendy Hendro H.S., MSi.

“Kegiatan ini bertujuan konservasi lingkungan dan peningkatan kesejahteraan petani dengan hasil buah yang optimal,” kata Rektor UMK yaitu Prof. Dr. Ir. Darsono, saat membuka kegiatan.

Kegiatan ini bukan yang pertama kalinya, sebelumnya telah dilaksanakan setahun yang lalu di Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, kini dilaksanakan di desa Ternadi.


Baca juga:  Bikin Geram !! Begini Aksi Dukun Gadungan Pengganda Uang

Desa Ternadi, adalah salah satu desa di lereng Pegunungan Muria dengan luas wilayah 467 hektar dan memiliki jumlah penduduk 4.653 jiwa. Mayoritas penduduknya petani.

Salah satu komoditas pertanian andalan di desa ini adalah buah alpokat. Hal ini disebabkan karena kondisi iklim mikro didaerah tersebut dapat mendukung pertumbuhan dan hasil buah alpokat.

Prof Bambang juga menyampaikan selain bernutrisi tinggi, alpokat memiliki nilai ekonomis tinggi, dengan harga sekitar Rp 20.000-30.000 per kg, diharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kami berharap alpukat akan menjadi produk unggulan di Kawasan lereng Muria khususnya Desa Ternadi,” kata Prof Bambang.

Menurut Ketua Forum DAS Kawasan Muria Drs.R.M. Hendy Hendro HS,MSi. bahwa dengan penanaman alpokat tersebut, tentu harapannya dari sisi konservasi juga bisa terwujud, karena memang dibutuhkan penanaman pohon untuk membuat bumi ini kembali hijau, seperti di daerah Gunung Muria.

Baca juga:  Polda Jateng Bersama Kodam IV Diponegoro Beri Bantuan Sembako untuk Pengurus Masjid

“Pelaksanaan di Desa Ternadi di harapkan menjadi desa model konservasi, kami mencoba melakukan kegiatan dengan melalui pola pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat dengan menggunakan sistem teknologi agroforestri yang ada dalam satu kawasan wilayah administratif desa,” imbuhnya.

Dr Hendy merupakan salah satu dosen di Fakultas Pertanian UMK yang sudah tujuh tahun bekerja sama dengan Prof. Dr. Ir. M.TH. Sri Budiastuti, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Djoko Purnomo, M.P dari Fakultas Pertanian UNS dalam hal konservasi Kawasan DAS Muria sehingga berhasil fokus dalam menangani kegiatan konservasi di Kawasan DAS Muria.

Dalam kegiatan tersebut Direktur buah dan florikuktur Dr Liferdi Likman menyampaikan bahwa pohon alpokat memerlukan perawatan yang optimal untuk produksi yang optimal pula. Perawatan optimal yaitu seperti merawat kesuburan tanah dengan pemupukan organik dan penyediaan suplai air.

Baca juga:  Kabar Duka! Mantan Ketua DPRD Kab Tegal Agus Salim Meninggal Dunia

Dekan Fakultas Pertanian UNS Prof. Dr. Ir. Samanhudi, S.P., M.Si., IPM, ASEAN Eng yang juga sekretaris PERAGI, memberikan pesan kepada masyarakat saling menjaga alam dan menanam apa saja disekitar lingkungan kita. Itu salah satu usaha untuk ikut merawat alam. Yang terpenting juga, kegiatan ini harus berkelanjutan. (Dea/bis/rit)