Percaya Diri Mempresentasikan Proses Daur Air dengan Diorama

Pada pelajarn IPA kelas lima terdapat materi tentang proses daur air atau hidrologi. Di mana guru dalam mengajar pada  materi ini harus kreatif dengan menggunakan media yang  dapat membangkiitkan semangat belajar anak. Dalam hal ini guru harus menggunakan media yang  nantinya siswa bisa lebih mudah memahami materi yang disampaikan, selain itu diharapkan siswa juga berani  mempresantasikan hasil belajar di depan teman-temnnya. Untuk bisa mencapai tujuan kita sebagai guru maka kita harus menggunakan media yang menarik, contohnya median gambar, video, dan  diorama.  Untuk media gambar dan video sudah sering dilakukan guru dalam pembelajaran tersebut. Maka kali ini guru akan menggunakan media diorama

            Menurut Daryanto, 2013:29, media diorama merupakan salah satu media yang tanpa proyeksi yang disajikan secara visual tiga dimensional berwujud sebagai tiruan. Ada beberapa ungsi penggunaan media diorama dalam proses pembelajaran yaitu untuk menarik siswa terhadap apa yanh sedang dipelajari, untuk memberika kebutuhan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ( Jannah dan Basid, 2019). Tujuan penggunaan media diorama adalah dalam kegiatan pembelajarn dapat memberikan kesan bermakna dan diharapkan dapat meningkatkan  hasil belajar siswa (Widyono, 2021). Disamping itu juga siswa bisa mempresentasikan hasil belajarnya melalui media diorama tersenut.

            Dalam membuat diorama sebaiknya perlu memperhatikan kenampakan secara nyata apa yang akan dijelaskan tidak perlu terlalu ramai  tetapi jelas maksudnya, memiliki  daya tarik bagi siswa dan terkait pembelajaran dan terkait pelajaran yang sedang dijelaskan.

Dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk praktik membuat karya tentang skema siklus air berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Sebagai guru kita dapat mengajak siswa salah satunya dengan melakukan praktik membuat diorama siklus air dengan barang-barang yang mudah didapat di lingkungan sekitar sebagai tiruan alam, secara berkelompok dan saling bekerja sama. Bahan-bahan yang disiapkan adalah kardus bekas ukuran panjang 30 cm, lebar 30 cm, tinggi 20 cm (bisa juga menggunakan styrofoam), kertas manila berwarna putih 1 lembar, kain flannel berwarna abu-abu, coklat dan hijau. Lalu kertas lipat, kapas, gunting, lem, penggaris.

Langkah-langkah pembelajaran membuat diorama siklus air adalah membagi siswa dalam beberapa kelompok (1 kelompok terdiri dari 4 anak). Dalam setiap kelompok tersebut dapat membagi tugas masing-masing.Membuat tiruan bumi dari kardus dilapisi dengan kertas manila putih. Membuat pohon dan tanaman/makhluk hidup dengan kain flannel kemudian ditempelkan pada tiruan bumi. Membuat tiruan awan menngunakan tiruan awan menggunakan flannel warna yang didalamnya diisi kapas. Membuat rintik-rintik hujan menggunakan kertas lipat warna biru. Membuat tiruan matahari menggunakan kertas lipat warna kuning dan oranye. Memberi keterangan anak panah pada masing-masing prosesnya.

Setelah selesai membuat diorama siklus air, siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan proses siklus air dengan diorama yang dibuatnya sementara teman yang lain menanggapinya. Dengan demikian, siswa akan lebih berani dan percaya diri dalam memperesantasikan materi siklus air dengan media diorama yang mereka buat sendiri karena siswa mengikuti prosesnya dari awal pembuatan media diorama tersebut. Pada akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman dan kesimpulan tentang siklus air. Hasil karya mereka dipajang di kelas sebagai portofolio.

Dengan bantuan media diorama siswa diharapkan lebih bersemangat dalam belajar. Sekaligus dapat membuat mereka lebih mudah untuk memahami konsep siklus air. Pembelajaran pun terasa lebih menyenangkan sehingga siswa dapat mejadi percaya diri dan berani untuk mempresantasikan proses daur air dengan baik.

Oleh Khoirun Nisa’, S. Pd

Guru SD Negeri 2 Robayan Kalinyamatan Jepara