UNGARAN. JATENGPOS.CO.ID- Lima penari Sufi asuhan Kiai Budi Harjono, pemimpin Pondok Pesantren Al Islah, Meteseh, Tembalang, Semarang memeriahkan peresmian Joglo Katresnan di komplek rumah dinas Wakil Bupati Semarang di Ungaran, Sabtu (14/1/2023) malam.
Kiai kondang itu pula yang memberikan nama untuk bangunan khas Jawa yang terletak di sebelah Timur rumah dinas itu.
Hadir pada acara itu Bupati Semarang H Ngesti Nugraha, Perwakilan Fiorkompimda, Wakil Bupati H Basari, Sekda Djarot Supriyoto, pimpinan OPD serta perwakilan tokoh agama dan masyarakat.
Bupati H Ngesti Nugraha menyebut penyediaan Joglo Katresnan untuk menjalin komunikasi pembangunan dengan masyarakat.
“Ngolah pikir atau ngopi bareng bersama masyarakat menjadi salah satu komitmen Kami sejak awal mencalonkan diri sebagai pimpinan daerah,” terangnya.
Acara peresmian dirangkai dengan acara Ngaji Budaya yang juga menghadirkan Zannuba Ariffah Chafsoh, putri kedua mantan Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid.
Pada kesempatan itu, Kiai Budi Harjono menyerahkan lukisan Bung Karno kepada Bupati H Ngesti Nugraha. Sedangkan, Wabup H Basari menerima lukisan Bung Hatta.
Perlu diketahui, makna dari tari sufi, seni relijius yang dikenalkan oleh ulama dan penyair Turki Jalaludin Rumi. Seni itulah yang diajarkan kepada santri di Pondok Pesantren Al Islah Meteseh, Kecamatan Tembalang, sebagai salah satu media dakwah.
Menurut Kyai Budi, gerakan ini mengandung filosofi yang amat dalam.
“Kekuatan cinta pada Tuhan adalah dasar dari tari sufi. Tari sufi melambangkan kemabukan dalam pelayanan hidup. Kalau orang suka sendiri, ia cenderung egois. Tapi saat larut dalam samudera kebersamaan, ia akan mabuk pelayanan sampai ia tak tahu siapa dirinya, dan pada pada saat itu Tuhan bermahkota di hati,” ungkap Kiai Budi, dalam salah satu kesempatan. (muz)