JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Pelajar atau kaum milenial menjadi sasaran empuk ancaman yang mengintai di ruang siber. Baik itu modus aksi kejahatan maupun pengaruh negatif, utamanya dalam pembentukan mental dan karakter generasi muda.
Sebagai pengguna ruang siber, anak muda perlu membekali diri dengan literasi beraktivitas di ruang tanpa batas ini. Agar ancaman yang berpotensi menyerang bisa diantisipasi lebih cepat.
“Semakin tinggi pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi. Semakin tinggi potensi kerawanan dan ancaman yang bisa mengancam sistem elektronik. Sekaligus mengganggu hati dan pikiran kalian. Itu perlu dipahami,” tegas Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, dalam kegiatan literasi bertajuk Jaga Ruang Siber di SMKN 2 Surakarta, Selasa (13/12).
Hinsa menjelaskan jenis serangan yang jamak terjadi di ruang siber. Pertama, serangan bersifat teknikal. Yakni mengancam sistem elektronik. Mulai dari smartphone, sistem perkantoran, bahkan objek vital nasional bisa diserang melalui malware di ruang siber. Kedua, serangan bersifat sosial. Menyerang persona manusia yang berinteraksi di ruang siber.
“Ada yang namanya propaganda, berita bohong, itu semua bisa mempengaruhi pikiran manusia. untuk mengamankan ruang siber ini dikoordinasikan oleh Badan Siber dan Sandi Negara. Ancaman di dunia siber itu tidak dikategorikan sebagai ancaman nonmiliter atau militer. Tapi disebut ancaman hybrid. Bisa mengancam kontrol informasi, kemudian spionase, dan sabotase,” ungkapnya.
Hinsa menekankan pentingnya literasi di ruang siber bagi masyarakat. Khususnya di kalangan para pelajar. Agar mereka sadar adanya ancaman-ancaman tersebut. Dirinya mengambil contoh, di dunia nyata, ada istilah taktik devide et impera pada masa penjajahan. Taktik ini bisa saja dilakukan di ruang siber lantaran masifnya informasi yang diterima masyarakat sebagai pengguna ruang siber.
“Jadi kesadaran itu yang sebenarnya ingin kita bangun. Terutama sangat efektif melalui pelajar. Karena ruang siber ini dunia baru. Harus diberikan pemahaman supaya bisa beradaptasi. Baik dari sisi budaya dan sebagainya. Termasuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi di ruang siber juga perlu literasi,” sambungnya.
Kepala SMKN 2 Surakarta, Sugiyarso mengapresiasi agenda literasi ini di kalangan pelajar SMK. Mengingat beberapa kompetensi keahlian SMK langsung berkaitan dengan ruang siber. Sebut saja, teknik komputer jaringan dan rekayasa perangkat lunak.
“Agenda ini memberikan banyak ilmu tentang ruang siber kepada para siswa. Sehingga pengetahuan tentang ruang siber bisa lebih terstruktur. Harapannya para siswa bisa memanfaatkan ruang siber secara produktif dan lebih bijaksana,” pungkasnya. (Dea)