Permainan Congklak Sebagai Media Peningkatan Hasil Belajar Berhitung Pada Siswa Kelas II SD

Berhitung merupakan hal yang berhubungan dengan perhitungan yaitu menyangkut penjumlahan, pembagian, perkalian dan pengurangan. Berhitung pada siswa kelas II SD merupakan tahap permulaan. Ahmad (2005:274) menyatakan bahwa berhitung mengenalkan konsep-konsep dalam berhitung yaitu pengenalan tanda + (tambah), – (kurang), atau = (sama dengan). Pengenalan arti penjumlahan atau pengurangan yang menjelaskan bahwa 2-1=1.

Belajar berhitung merupakan hal yang sangat penting karena hal tersebut merupakan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan kognitif bagi anak. Fadilah (2018:3) menyatakan berhitung merupakan cara belajar mengenai nama angka, kemudian menggunakan nama angka tersebut untuk mengidentifikasi jumlah  benda. Pada siswa kelas II SD, kegiatan berhitung dapat disebut juga dengan berhitung permulaan. Perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat, seiring berjalannya waktu, kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan. Berhitung permulaan merupakan bagian dari ilmu matematika. Di zaman Mesir Kuno ilmu aritmatika digunakan untuk membuat piramida, menentukan waktu turun hujan dan lain-lain.

Dari pendapat di atas, kesimpulannya adalah berhitung permulaan adalah bagian dari matematika yang dapat diajarkan kepada anak sesuai dengan tingkat perkembangannya dengan cara yang menyenangkan. Dalam memberikan pembelajaran pada anak terutama siswa kelas II SD harus sesuai dengan standar belajar yang telah ditetapkan. Standar belajar matematika yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa akan mempermudah dalam mempelajari matematika (berhitung permulaan). Pembelajaran berhitung permulaan yang diberikan secara tepat akan mengoptimalkan kemampuan siswa dalam berhitung.

Salah satu metode belajar berhitung yang menyenangkan adalah membentuk permainan berkelompok. Bentuk permainan yang dimainkan secara berkelompok merupakan karakteristik lain dari permainan yang dapat bermanfaat dan mendukung proses pembelajaran. Salah satu permainan yang bisa dilaksanakan secara kelompok adalah congklak yang dimainkan dua orang. Permainan congklak merupakan permainan tradisional yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung, karena Permainan congklak dapat membantu dan mempermudah siswa dalam memahami konsep berhitung matematika sekaligus dapat menyenangkan  siswa karena mengandung unsur permainan.

Pengertian congklak adalah suatu permainan tradisional terdiri dari sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak. Menurut Rina Setiowati (2017:7) kelebihan media congklak dalam melakukan konsep penjumlahan dan pengurangan adalah tidak memerlukan biaya yang sangat besar, murah meriah. Siswa akan lebih senang dan rileks dalam belajar. Walaupun dikemas dalam bentuk permainan tetapi tidak meninggalkan tujuan  pembelajaran.

Penggunaan media congklak juga memiliki kekurangan, yaitu tidak semua siswa mengerti bagaimana cara bermain congklak. Oleh karena itu, guru harus menjelaskan terlebih dahulu bagaimana cara bermain beserta aturan permainannya. Congklak sendiri juga sudah jarang ditemukan, mungkin jika guru ingin menerapkan permainan ini pada konsep pembelajaran berhitung, guru harus  menyiapkannya dalam jumlah banyak.

Permainan congklak terdiri dari dua orang pada masing-masing kelompok. Setelah kelompok terbagi menjadi dua orang, siswa dapat mulai memainkannya dengan cara memilih satu lubang congklak dan membagi  bijinya. Tidak hanya siswa saja yang harus disiapkan, kesiapan guru juga harus diperhatikan di antaranya adalah: a) Guru secara intensif memberi pengertian kepada siswa kondisi dalam pembelajarannya, keikutsertaan siswa dalam pembelajaran dan kerjasama antar siswa yang berada di satu kelompok, dan juga antar siswa dengan guru, b) Guru harus mampu menciptakan situasi belajar yang kondusif untuk meningkatkan interaksi dalam pembelajaran, c) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif, agar siswa lebih berani bertanya pada materi yang belum dipahami atau memberikan pendapat secara aktif.

Di dalam pelajaran matematika, penggunaan media pembelajaran dapat membuat siswa lebih bersemangat belajar, karena mereka melakukan pengalaman yang menyenangkan. Matematika yang biasa dianggap sulit oleh siswa dapat menjadi pelajaran yang tidak membosankan sehingga mereka menyukainya. Jika siswa sudah merasa nyaman dengan pelajaran tersebut, diharapkan hasil yang didapatkan juga lebih optimal, sehingga berpengaruh pada perkembangan hasil belajar  siswa.

 

Oleh :

Sutariningsih, S.Pd.SD.

Guru Kelas SDN 01 Bantarbolang Kecamatan Bantarbolang Kab. Pemalang