JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan ketiga tahun ini relatif membaik. Data Bank Indonesia mencatat, triwulan III 2017 perekonomian Jawa Tengah mengalami pertumbuhan 5,13%. Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan yang sama tahun 2016 sebesar 5,06%.
Membaiknya perekonomian Jawa Tengah tersebut sejalan dengan pulihnya pertumbuhan nasional dan pemulihan perekonomian global “Sejak tahun 2012 perekonomian Jawa Tengah tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh stabil di kisaran 5%,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Semarang, Hamid Ponco Wibowo.
“Dari sisi investasi, ekonomi Jawa Tengah terdorong sejalan dengan investasi yang meningkat dalam pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah, dengan pertumbuhan sebesar 7,35% (yoy) lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya,” lanjutnya.
Sedangkan dari sisi lapangan usaha (sektoral), kinerja sektor primer seperti sektor perdagangan tumbuh membaik sebesar 7,47% (yoy) membaik dibandingkan tahun 2016 yang tercatat sebesar 1,98% (yoy) pada triwulan III 2017. Kinerja sektor sekunder seperti informasi dan komunikasi menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi yaitu mencapai 13,08% (yoy).
“Inflasi Jawa Tengah pada tahun 2017 berada dalam level yang rendah dan stabil, hingga Oktober 2017, inflasi tercatat 3,47% (yoy) atau 2,68% (ytd). Secara tahunan inflasi Jawa Tengah masih terkendali dan berada di bawah capaian nasional yang sebesar 3,58% (yoy),” terangnya.
Adapun perekonomian global tahun 2017 diperkirakan dapat tumbuh hingga 3,6% (yoy), dengan sumber pertumbuhan tidak hanya dari negara maju, namun juga negara berkembang.
Dijelaskan, Ekonomi Indonesia pada 2017 diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,1% dengan stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan yang tetap terjaga. Demikian pula inflasi diperkirakan terjaga di rentang 3,0-3,5%. “Meskipun ditengah tekanan kenaikan inflasi administered prices (7,49%; ytd) akibat kenaikan tarif tenaga listrik, perkiraan inflasi masih sesuai dengan sasaran inflasi 2017,” jelasnya.
Menurutnya, stabilitas makro ekonomi yang terjaga juga tercemin pada defisit transaksi berjalan yang terus menunjukkan tren perbaikan. Defisit transaksi berjalan diperkirakan membaik di bawah 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). (aln/mar)