JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta 1 (PJT 1) mengadakan Sosialisasi Pelestarian Lingkungan dalam rangka konservasi perlindungan DAS sekitar sungai Rawa Pening Kabupaten Semarang. Diadakan di gedung olahraga Desa Rowosari, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Rabu (22/9/2021) kemarin.
Kegiatan diikuti sejumlah pemuda dan kelompok tani sekitar Rawa Pening, dihadiri Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang Wenny Maya Kartika, pihak Jasa Tirta 1, perwakilan BBWS Pemali Juana, Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah, Camat Tuntang dan perangkat pemerintahan setempat.
Kepala Divisi Jasa Asa IV PJT 1 Sugik Edy Sartono, ST, MT, melalui perwakilan PJT 1 Bayu Sasmita mengatakan kegiatan sosialisasi bertujuan memberikan wawasan sekaligus mengajak masyarakat di sekitar Rawa Pening berperan serta dalam pelestarian lingkungan.
“Sosialiasi bertujuan memberikan pemahaman menjaga kelestarian kepada para petani dan pemuda. Mengedukasi manfaat pelestarian lingkungan dan dampak apabila terjadi kerusakan lingkungan di sekitar Rawa Pening,” ujarnya kepada Jateng Pos, di sela-sela kegiatan.
Ditambahkan Bayu, kegiatan ini tidak lepas melihat kondisi danau Rawa Pening yang saat ini mendapat perhatian serius dari pusat karena masuk dalam 7 danau kritis di Indonesia.
“Kita berupaya turut serta membantu mewujudkan tujuan pemerintah untuk mengembalikan fungsi danau Rawa Pening agar dapat kembali seperti semula. Masyarakat yang bersinggungan langsung dengan kondisi Rawa Pening kita ajak turut melestarikan lingkungan sekitarnya,” jelasnya.
Setelah diadakan sosialiasi selanjutnya Perum Jasa Tirta 1 bersama PT Indonesia Power akan mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan sumber daya ikan dengan menebar bibit ikan di area danau Rawa Pening, tepatnya di Kesongo Culture (Daringan) Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Kamis (23/9/2021) pagi ini.
Plt Kepala DLH Kabupaten Semarang, Wenny Maya Kartika mengatakan, mengapresiasi kegiatan PJT 1 sebagai upaya merawat dan meningkatkan kelestarian lingkungan sekitar Rawa Pening.
Menurutnya, upaya dilakukan DLH selama ini melakukan antisipatif pendangkalan danau Rawa Pening yang kondisinya semakin parah. Semula kedalaman paling tinggi mencapai 15 meter saat ini hanya 10 meter.
“Berkaitan pelestarian kawasan Rawa Pening di area tangkapan air sekitarnya, harus tetap terjaga dan terawat. Upaya sudah dilakukan seperti penanaman bibit pohon, pengadaan biogas berkaitan pengelolaan sampah, dan pembuatan biopori,” ujarnya.
Soialisasi kepada kelompok tani ini, menurut Wenny bermanfaat karena petani merupakan penyumbang peningkatan sendimentasi air danau. Diharapkan masyarakat petani turut serta melakukan pencegahan kerusakan, membersihkan sampah, dan mengurangi limbah pertanian yang mengalir ke badan sungai.
“Nutrisi dihasilkan dari pupuk pertanian yang mengalir ke badan danau menyebabkan tingginya elevasi Rawa Pening. Sisa pupuk tersebut mempercepat pertumbuhan enceng gondok, dan tanaman air lainnya tumbuh semakin subur,” jelasnya. (biz/muz)