Pesta Kesenian Bali Konsisten Suarakan Konservasi Lingkungan

Pesta Kesenian Bali Konsisten Suarakan Konservasi Lingkungan
Pesta Kesenian Bali Konsisten Suarakan Konservasi Lingkungan

JATENGPOS.CO.ID, DENPASAR – Kampanye konservasi lingkungan disuarakan dalam Pesta Kesenian Bali 2019. Event ini secara reguler mengingatkan publik untuk menjaga alam. Pada beberapa edisi terakhir, event selalu mengacu 5 unsur yang ada di alam.

Pesta Kesenian Bali ke-41 digelar 15 Juni hingga 13 Juli 2019. Venue utamanya berada di Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar. Visi besar juga kembali digelembungkan melalui tema Bayu Pramana. Artinya, pemuliaan sumber daya angin. Udara untuk bernafas bagi seluruh mahluk yang hidup di dunia.

Kepala Dinas Kebudayaan Bali Kasi Seni Pertunjukan Ida Bagus Wiswabajra mengatakan, udara harus dijaga.

“Alam harus dijaga kelestariannya, khususnya pada 5 unsurnya tersebut. Unsur itu selalu dijadikan tema setiap tahunnya. Untuk tahun ini mengambil tema angin. Artinya, udara harus dijaga agar tidak polusi. Udara digunakan semuanya untuk bernafas. Menunjang kehidupan,” ungkap Ida Bagus, Minggu (16/6).

iklan

Menurutnya tema Pesta Kesenian Bali selaras dengan visi Pulau Dewata. Membangun negeri dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Artinya, menjaga kesucian dan harmoni alam di Bali demi mewujudkan kehidupan krama Bali sejahtera. Secara umum ada 5 unsur yang diadopsi oleh masyarakat Bali. Sebut saja, unsur tanah (Pertiwi), air (Apah), api (Teja), angin (Bayu), juga akase (Angkasa).

Baca juga:  Tak Hanya Labuan Bajo, Peserta Famtrip Jepang Terpesona Dengan Keindahan Ubud

“Konsep pembangunan di Bali tetap mengarah kepada 5 unsur. Semuanya dijaga keseimbangannya biar tetap lestari. Selaras dengan tema event Bayu Pramana, beragam upaya dilakukan agar kualitas udara di Bali bagus. Segar dan nyaman saat dihirup sehingga semakin menyehatkan,” kata Ida Bagus lagi.

Kelima unsur tersebut juga familiar sebagai Panca Maha Bhuta. Mengacu tema tahun ini, beragam cara dilakukan untuk menghasilkan udara segar di Bali. Kabupaten Buleleng contohnya. Mereka menyiapkan anggaran Rp5,49 Miliar pada awal tahun ini. Anggaran tersebut digunakan menata ulang ruang terbuka hijau Taman Bung Karno Buleleng.

Pun demikian dengan Kota Denpasar. Menjaga harmoni dari alam, destinasi tersebut tetap melestarikan Subak. Denpasar juga mengembangkan konsep Taman Kehati.

Kawasan ini buffer pencadangan sumber daya alam hayati lokal. Lebih lanjut, aktivitas ini akan mendatangkan keseimbangan beberapa aspek. Ada value ekologi, ekonomi, edukasi sosial, dan budaya

Lebih masif, Pulau Dewata mengembangkan konsep Telajakan. Yaitu, ruang terbuka hijau tradisional di Bali. Fungsinya banyak. Selain memenuhi aspek estetika dan menjaga kesegaran udara, Telajakan juga dipercaya bisa meredam kebisingan. Berdasarkan riset, Telajakan bisa meredam tingkat kebisingan dari 14,75 db menjadi sekitar 8,22 db.

Baca juga:  Undang Suku Iban di Malaysia dan Brunei, Sanggau Siapkan Gawai Serumpun Tampun Juah

“Melalui Pesta Kesenian Bali, mereka pun aktif mengkampanyekan pelestarian lingkungan. Baik udara, darat, hingga perairannya selalu dijaga. Hal itu tentu menjadi harmoni dan memberi energi positif bagi manusianya. Beragam upaya perbaikan kualitas 5 unsur dilakukan secara menyeluruh,” terang Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty.

Sebelum angin, Pesta Kesenian Bali juga menyuarakan konservasi Pertiwi, Apah, dan Teja. Menjadi spot bergantung hidup semua yang hidup dan bergerak, posisi Pertiwi (tanah) demikian vita. Sebab, tanah memberi hidupbagi semuanya. Mengawali kampanye konservasi masifnya, unsur tanah dipakai sebagai inspirasi event 2016. Temanya, Karang Awak. Konsep mencintai tanah kelahiran.

“Udara dicegah agar tidak polusi. Caranya, penghijauan dan menekan pembakaran energi fosil. Lebih jauh, publik selalu diingatkan untuk melakukan prioritas pelestarian lingkungan dari 5 unsur. Hingga pada akhirnya keseimbangan alam akan tercapai menyeluruh,” tegas Esthy lagi.

Setahun berikutnya, giliran unsur Apah (air) yang ditampilkan. Konsepnya melalui ‘Ulun Danu’ dengan melestarikan air sebagai sumber kehidupan. Secara harfiah, Ulu berarti kepala, pusat, atau sumber. Lalu, Danu bisa diasumsikan danau atau sumber air.

Baca juga:  Hadiri Peringatan HUT Kalsel, Menteri Arief Tegaskan Dukungan Kemenpar

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, harmoni akan memunculkan produktivitas.

“Lingkungan menjadi aspek penting. Apalagi, bila dikaitkan dengan isu pemanasan global. Untuk itu, penyelamatan lingkungan tentu menjadi tanggung jawab bersama. Bali itu eksotis secara alamnya. Kalau harmoninya didapat, ada banyak value yang akan diperoleh. Produktivitasnya juga akan naik dengan sendirinya,” kata Ricky.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menegaskan, Pesta Kesenian Bali multifungsi. Selain galeri seni dan budaya, event ini punya misi besar menjadi media konservasi lingkungan.

“Pesta Kesenian Bali itu bukan lagi sekedar seni budaya. Ada misi lebih besar terkait lingkungan dengan start dari 5 unsur alam. Kesadarannya dibangun dari individu hingga akhirnya luas. Kami tentu senang karena event ini berkembang secara konsep. Sebab, ada misi mulia berupa lingkungan. Pastikan pesan dari event ini diimplementasikan secara riil dari lingkungan sekitar,” tutup Arief yang juga Menpar Terbaik Asia Pasifik.(rif)

iklan