
JATENGPOS.CO.ID. KENDAL – Menghadapi kompetisi bisnis budi daya sarang burung walet yang semakin ketat, puluhan pelaku usaha terus berinovasi. Salah satunya melalui seminar budidaya burung walet agar hasilnya maksimal dan berkelas.
Hal itu ditunjukkan dengan antusiasme para pelaku usaha bisnis budidaya burung walet saat mengikuti kegiatan seminar guna mendapatkan ilmu teknik budidaya burung walet untuk menjemput sukses yang digelar di Aula Meeting Room Cafe Walet Pondok Ijo Weleri, Minggu (15/4).
Konsultan Budidaya Burung Walet Asia Tenggara, Arief Budiman mengatakan seminar ini di ikuti kurang lebih sebanyak 75 peserta seminar dari berbagai daerah. Seperti Palembang, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Sulawesi Tenggara.
“Bahkan dari negara lain seperti Malaysia dan Singapura beberapa pelaku bisnis usaha burung walet ada yang mengikuti kegiatan seminar ini. Tujuannya untuk mendapatkan ilmu teknik budidaya burung walet yang baik dan benar agar mendapatkan hasil yang maksimal,” kata pria yang sudah melanglang buana ke berbagai negara ini.
Arief mengatakan, kegiatan seminar ini dalam rangka menyikapi bisnis sarang burung walet yang semakin ketat. Selain harga sarang walet yang hingga saat ini terus merangkak naik, juga mengajak masyarakat petani walet agar lebih semangat kembali.
“Dalam kurun waktu lima tahun terakhir silam, bisnis burung walet sempat mengalami penurunan. Dengan anjloknya harga sarang burung walet yang turun hingga Rp 5 Juta – Rp 7 juta perkilogramnya. Kini, harga sarang burung walet mencapai Rp 26 juta perkilogramnya,” beber penulis buku best seller berjudul 18 Desain Gedung Walet Paket Hemat ini.
Diungkapkan, seminar konsultasi budidaya burung walet ini mengajak dan mengundang pelaku serta petani budidaya burung walet saat ini menjadi tinggi. Di Jawa populasi burung walet lebih rendah dan sedikit dibandingkan di luar jawa seperti Palembang dan Kalimantan.
“Budidaya burung walet hal yang harus diperhatikan yakni soal tata letak, kebersihan gedung yang tidak sembarangan. Makanya, ilmu produktivitas petani walet harus ditingkatkan. Sebab, produk yang baik harus memiliki pangsa pasar yang baik dan luas,” ungkap pria kelahiran asli Kendal ini. (via/biz/sgt/muz)