Petani Sulit Pupuk, Tapi Marak Pupuk Subsidi Dijual di Medsos

PUPUK LANGKA: Pengecekan gudang pupuk di Masaran, Sragen. Foto: ARI SUSANTO / JATENG POS

JATENGPOS. CO. ID, SRAGEN – Keberadaan pupuk subsidi marak dijual melalui media sosial di Kabupaten Sragen, Rabu (24/4). Padahal disaat masa tanam para petani mengeluhkan terjadinya kelangkaan pupuk.

Sehingga muncul tudingan distribusi pupuk subsidi dinilai tidak transparan. Bahkan muncul dugaan pupuk bersubsidi dijual bebas ketika tidak ditebus petani dan dijual kembali dengan harga lebih tinggi.

Informasi yang dihimpun dilapangan menyebutkan, beberapa akun di Facebook marak menjual belikan pupuk subsidi dengan bebas dan harga diatas normal. Seperti pemilik akun Facebook Zahbu Mbarep dalam postingannya di Group Info Wong Kalijambe menuliskan “Urea 1 sak, sik butuh langsung WA 08213xxxxx. No komen,” tulisnya.

Postingan lainnya yang juga menawarkan pupuk subsidi di Facebook dengan akun Manggala Gentamas Wahyudi Utama di group Klitikan Gemolong menuliskan: “Monggo ready pupuk urea 4 Phonska 2.borong mawon .harga perkarung 225.loi Sumberlawang wa 0882xxxxxxx,” tulisnya.


Hal senada juga dituliskan akun Putra Fa di group Facebook Klitikan Online Sumberlawang Gemolong – Gabugan dengan “Timbang boten kangge pupuk urea menowo pajeng 250nego ambil rumah lokasi Karangjati 0889xxxxxxxx,” katanya.

Bahkan akun lain dengan nama Pae Kenzo dengan terang terangan mempromosikan di group Facebook Klitikan Online Gemolong pupuk Subsidi itu dengan tulisan “Monggo engkang ngerasakne pupuk saget inbok Kulo siap layani partai dan ecer,” tulisnya.

Bahkan pantauan yang sama menemukan seseorang yang memiliki akun Paijo Hore membuat postingan mencari pupuk “Cari pupuk urea sama phonska.seng gadah monggo mang tawakke.lok kalijambe” katanya.
Terlihat banyak mendapat berkomentar dengan harga yang beda-beda salah satu akun yang menawarkan harga Rp 450.000 pupuk Urea sebanyak 2 karung.

“Menowo puron 450 mang borong danten,”. Dan akun Arista Retno “Phoska minat inbok, mumer inbok mawon,”.

Menangapi fenomena penjualan pupuk subsidi marak di Facebook itu, politikus senior Sragen Bambang Widjo Purwanto (BWP) dari partai Nasdem angkat bicara dan sangat menyayangkan lemahnya pengawasan penjualan pupuk subsidi di Sragen.
“Kok beraninya sampai menjual online. Kok dibiarkan, apa peran KP3 dalam pengawasan. Seharusnya segera dicari dengan APH. Karena Pupuk Subsidi itu bukan barang dagangan yang dengan seenaknya dijual belikan. Sudah ada aturannya. Dan itu jelas-jelas perbuatan pidana tapi mengapa didiamkan saja oleh Instansi terkait. Kalau nanti sampai masyarakat petani marah dengan membawa bukti jangan salahkan petani. Saya bisa membawa petani ribuan untuk datang ke Dinas pertanian dan DPRD,” kata Bambang Pur.
Selain itu, Bambang Pur juga menegaskan kembali terkait permasalahan pupuk subsidi di Sragen selama ini jangan untuk permainan dan jangan menyepelekan petani karena sudah susah masih di persulit mengenai subsidi pupuk yang semakin berkurang, ia juga berharap instansi terkait segera bertindak.
Bagaimana pupuk bersubsidi bisa dijual bebas tanpa RDKK, ini diduga ada oknum dari dinas yang bekerja sama dengan Distributor,” bebernya.

Diungkapkan Bambang Pur, menjadi aneh ketika petani pusing dengan kekurangan pupuk disatu sisi Distanbun Jateng mengatakan bahwa serapan pupuk di Sragen masih rendah. Ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada semacam permainan pupuk. Sama sama orang pemerintah kok bicaranya tidak sama. Bukannya kabupaten Sragen ini sumbernya juga dari propinsi, Mau diserap kapan. Kebutuhan pupuk besar itu kan di MT 1 dan MT 2, kalau kebutuhan besar serapan rendah apa mau diserap di MK. Ujung-ujungnya kebutuhan rendah petani tidak nebus pupuknya dijual dengan bandrol 200 sampai 250%,” ujar Bambang Pur.
Bahkan Bambang Pur juga ikut mengkritik kinerja Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen selama ini, dinilain juga tidak berfungsi.
“Seperti KTNA itu kerjaannya apa jangan hanya omdo, turun kelapangan ketika pelaksanaan penyaluran pupuk sudah tidak sesuai dengan regulasi, sistim tidak semakin baik tapi semakin bobrok,” kritiknya.
Terpisah, Ndaru Roseno staf di Diskumindag Kabupaten Sragen saat dihubungi wartawan menyampaikan akan segera berkoordinasi dengan APH.

“Untuk penjualan pupuk seperti ini harus dicurigai, selain tidak sesuai dengan tata niaga distribusi atau penyaluran pupuk bersubsidi, juga keasliannya. Kami akan berkoordinasi dng pihak APH dan produsen dan juga dengan tim KP3 kabupaten ini sangat merugikan petani yang berjuang untuk ketahanan pangan kita,” ujarnya. (ars/jan)