JATENGPOS.CO.ID, PEKALONGAN – Mengantisipasi pemakaian bahan berbahaya pada makanan sekaligus menjamin keamanan pangan yang beredar di masyarakat, Tim Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) Kota Pekalongan melakukan sidak ke empat pasar tradisional di Kota Pekalongan. Yakni pasar Banyuurip, Podosugih, Sorogenen dan Grogolan. “Dari pasar yang disidak, diambil 80 sampel. Dimana ada empat indikator uji sampling yakni formalin, boraks, pestisida, dan rhodamine B (pewarna tekstil) masing-masing lima sampel,” kata Kepala Seksi Distribusi dan Keamanan Pangan Dinperpa, Kusyanto.
Untuk sampel yang diambil, diantaranya mie basah, bakso, ayam potong, ikan segar, ikan asin, sosis, dan sebagainya untuk uji sampling formalin dan boraks. Kemudian sampel makanan pestisida, kami ambil dari buah dan sayuran seperti anggur, apel, buah pir, tomat, buncis, kol, dan cabe. Sedangkan, rhodamin B ada kerupuk usek warna merah, terasi, agar-agar dan sambel gilingan. “Masyarakat agar jeli memilih makanan. Jika makanan memiliki warna mencolok atau lebih terang diindikasi mengandung rhodamin B,” kata Petugas kesehatan tim uji sampling, Sujarwo.
Dari hasil uji sampel yang dilakukan, untuk makanan yang mengandung boraks terdapat pada bakso ayam dan tahu bakso. Sedangkan, formalin ditemukan pada makanan cumi asin, mie gepeng, dan mie basah. Adapula sayuran caisin dan buah anggur positif mengadung pestisida, serta rhodamin B (pewarna tekstil) warna merah ditemukan pada sampel makanan kerupuk usek, jipang beras, pop corn, dan makanan ringan. Sementara, di masa pandemi Covid-19 ini, Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan menjamin ketersediaan bahan pangan di Kota Pekalongan tercukupi. “Produk pertanian maupun hewan sebagian dari daerah tetangga, seperti Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya,” imbuh Kepala Dinperpa, Zainul Hakim. (Laila/didik).