PKB Dianalogikan Gus Yahya Produk Gagal, Cak Imin: Yang rusak itu Yahya-Saiful

Gus Yahya dan Cak Imin. FOTO:IST/RMOL

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA– Perselisihan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih terus berlanjut. Secara akhidah islami belum ada upaya tabayun sejukan umat justru statemen-statemen dikeluarkan makin bikin kedua pihak meradang.

iklan

Kali ini, Ketua Umum (Ketum) PBNU, KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, menganalogikan hubungan tersebut bagai pabrikan mobil yang perlu menarik produknya karena mempunyai kesalahan sistem.

Pernyataan tersebut diungkapkan Gus Yahya usai pelantikan Pengurus PWNU Jawa Tengah di Aula Unissula Semarang. Saat ditanya wartawan soal hubungan NU dan PKB, dia justru menyinggung soal Toyota yang menarik produknya yang sudah dipasarkan karena ada kesalahan sistem. Alias produk gagal.

“Kemarin kan ada Toyota memproduksi mobil. Sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem mobilnya. Ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya,” kata Gus Yahya yang kemudian meninggalkan lokasi, Sabtu (3/8).

Sementara itu saat memberikan sambutan, Gus Yahya sempat menyinggung soal posisi NU. Dia menyebut NU harus berada di atas negara, apalagi partai.

“Saya bersama teman-teman PBNU sowan ke Mustasyar PBNU, KH Mustofa Bisri dan mohon pesan beliau, wasiat beliau. Beliau mengatakan NU harus berada di atas negara. Pesan Mustasyar PBNU. Harus mendudukkan kepentingannya mengatasi berbagai kepentingan parsial di negara ini, supaya NU mampu berkontribusi menyangga keutuhan bangsa dan negara ini. Jadi di bawah negara nggak boleh, apalagi cuma di bawah partai, tidak boleh!” tegasnya.

Menanggapi pernyataan Gus Yahya, Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berang. Cak Imin menyebut Gus Yahya telah melanggar khittah NU. Mulanya, Cak Imin mengungkit perolehan suara PKB di Pemilu 2024. Dia menyebut perolehan suara PKB justru meningkat setelah disentil Gus Yahya dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.

“Prestasi perolehan PKB pada Pemilu 2024 diakui semua pihak, dan kita syukuri sebagai keberhasilan kader-kader yang tidak lagi bergantung pada siapapun, digembosi Yahya dan Saipul di Pemilu malah membuat perolehan PKB meningkat tajam,” kata Cak Imin dikutip di akun Twitter resmi miliknya, Minggu (4/8).

Cak Imin lalu tidak terima dengan pernyataan Gus Yahya yang menyebut PKB bagai produk rusak. Cak Imin menyebut pernyataan Gus Yahya itu telah melanggar Khittah dengan mempolitisir NU.

“Omongan Yahya dan Saipul nggak laku. Yang rusak itu Yahya sama Saiful, kok PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak, apa nggak semakin menurunkan tingkat kepercayaan pada PBNU? Melanggar khittah yang ditegaskan mereka sendiri,” kata Cak Imin.

“Mempolitisir NU nggak laku kok lanjut mempolitisir PKB, Emang siapa lu. Anda sopan kami segan, kalau nggak sopan jangan ajak-ajak kite,” imbuhnya.

Seperti dikutip dari detikcom, sebelumnya, Gus Yahya sebelumnya sempat menyampaikan ada keluhan elite PKB yang menyepelekan dan merendahkan PBNU. Sekretaris Jenderal PBNU Gus Ipul juga menyampaikan PBNU membentuk tim lima atau panitia khusus (pansus) terkait PKB.

Dalam keterangan yang disampaikan Gus Ipul pada Jumat (26/7) lalu, disebutkan pansus ini dibentuk untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke PBNU selaku pemilik sah. Dia menilai saat ini elite PKB banyak membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal berdirinya PKB.

Diketahui, ketegangan antara PKB dan PBNU muncul setelah DPR RI membentuk panitia khusus (Pansus) Haji 2024, menyoroti pembagian tambahan kuota haji sebanyak 20.000 orang dari pemerintah Arab Saudi. Kementerian Agama (Kemenag) di bawah pimpinan Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut selalu Menteri Agama (Menag), tidak lain adik kandung Gus Yahya, membagikan kuota itu 10.000 untuk jemaah haji reguler dan 10.000 untuk jemaah haji khusus.

DPR mempertanyakan regulasi UU No. 8/2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umroh, sesuai Pasal 64, Ayat 2, seharusnya alokasi haji khusus hanya sebesar 8% dari kuota haji tersebut. Munculnya, reaksi dari PBNU terhadap PKB, sejumlah anggota Pansus Haji meminta agar PBNU tak ikut campur urusan politik di Senayan.

Pernyataan anggota Pansus Haji ini muncul menyusul tudingan Gus Yahya bahwa Pansus Haji dibentuk untuk mengincar elite di NU.

Anggota Pansus Haji dari fraksi DPR, Luluk Nur Hamidah menilai pernyataan Gus Yahya terlalu meremehkan fraksi-fraksi di DPR yang mengusulkan dan menyetujui pembentukan Pansus. Luluk pun membantah bahwa Pansus Haji dibentuk untuk menyerang pribadi elite di PBNU. (dtc/dbs/muz)

iklan