JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Korsatpen Semarang Utara kembali menggelar asistensi Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) bagi PAUD, TK dan Himpaudi. Langkah ini dilakukan agar laporan pertanggung jawaban penggunakan dana BOP sesuai dengan ketentuan dan pelaporan yang disampaikan ke Dinas Pendidikan Kota Semarang tepat waktu.
Menurut Korsatpen Semarang Utara Hadi Suhanto, Satpen Semarang Utara selalu menyampaikan laporan penggunaan dana BOP sesuai dengan ketentuan dan disampaikan tepat waktu. “Kami ingin agar prestasi ini terus dipertahankan sehingga tidak ada masalah dalam penyampaian laporan,” ujar Hadi Suhanto disela-sela kegiatan.
Dalam asistensi yang berlangsung di gedung Satpen Semarang Utara ini diikuiti sebanyak 64 pengelola PAD, TK dan Himpaudi. Di Semarang Utara sendiri ada puluhan pendidikan anak usia dini, namun hanya 64 yang mendapat dana BOP. “Tentu saja lembaga pendidikan tersebut sudah punya ijin operasional dan terdaftar dalam database pendidikan,” katanya.
Melalui asistensi ini, Satpen Semarang Utara optimis pelaporan penggunaan dana BOP bisa dilaksanakan dengan baik. Meski diikuti puluhan pesera namun pihak Satpen Semarang Utara tetap menerapkan protokol kesehatan, mulai dari jaga jarak, penyediaan cuci tangan pakai sabun di depan kantor hingga cek suhu semua peserta.
“Pemateri dari Dinas Pendidikan Kota Semarang, para peserta kita bagi menjadi delapan kelompok sehingga bisa lebih efektif,” ujar Hadi Suhanto didampingi Yulaicha, SPd, MSi Penilik PNF Satpen Semarang Utara. Sementara itu Soewarningsih, AMa Pd Ketua PKG 1 Satpen Semarang Utara mengaku bersyukur dengan adanya BOP ini.
Apalagi ditengah masa pandemi ini dimana kegiatan sekolah masih diliburkan dan menggunakan sistem dalam jaringan. “Kami berterima kasih pada bapak walikota Semarang, Dinas Pendidikan Kota Semarang dan Satpen Semarang Utara yang membantu kami,” katanya. Dikatakan selama pandemi ini kebutuhan sekolah tetap berjalan.
Mulai dari membayar listrik perbaikan sarana sekolah hingga gaji guru dan karyawan.
“Dengan adanya BOP ini maka operasional sekolah bisa berjalan,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Umaidah, SPd, AUD Ketua PKG 2. “Saat pendaftaran peserta didik kami mengurangi tatap muka langsung, dengan sistem online sehingga membutuhkan biaya,” katanya.
Namun karena masa pandemi banyak anak-anak yang menunda melakukan pendaftaran. Para orang tua, lanjut Umaidah menunda anaknya masuk ke PAUD atau TK hingga awal tahun 2021 sehingga jumlah pendaftar mengalami penurunan. “Bersyukur ada BOP sehingga bisa membantu sekolah kami tetap berjalan,” ujar Umaidah. (sgt)