JATENPOS.CO.ID, REMBANG– Lantaran dinilai jorok dan ditegur keras oleh Bupati Abdul Hafidz belum lama ini, para pedagang kaki lima (PKL) akhirnya mau melakukan bersih-bersih di kawasan Alun-alun Rembang, Selasa (16/1) kemarin.
Aksi bersih-bersih dilakukan, setelah mereka terancam diusir dari Alun-alun setempat, jika mereka masih berlaku tidak disiplin dalam menjaga kebersihan. Apalagi, kawasan Alun-alun Rembang merupakan salah satu titik penilaian penting penghargaan Adipura tahun 2018.
Ketua Paguyuban PKL Alun-alun Rembang Sriyono mengakui, jadwal rutin bersih-bersih setiap satu bulan sekali sebelumnya sudah diadakan. Namun kegiatan tersebut tidak berjalan semestinya.
Menurut Sriyono, berulang kali teguran untuk para PKL dilakukan. Namun banyak PKL diantaranya, tidak bersedia kerja bakti berdasarkan jadwal setiap bulannya.
“Seperti ini sudah berulang-ulang saya tegur, tapi nyatanya masih ada PKL yang membandel. Kalau tempat saya bersih, biar jadi contoh. Tapi mereka dinasehati sulit,” kata Sriyono.
Ia menambahkan, rata-rata PKL yang paling sulit diatur berasal dari luar kota, seperti Lamongan dan Madura. “Rata-rata yang sulit diatur itu dari luar kota Rembang, seperti Lamongan dan Madura. Kalau pedagang asli Rembang sendiri manut agar biasa berjualan di Alun-alun” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Rembang Abdul Hafidz memberikan jangka waktu satu bulan, para PKL untuk mengembalikan pemandangan Alun-alun kota kembali bersih seperti semula.
Menurut Bupati Hafidz, Pemkab Rembang sudah bertahun-tahun memberikan toleransi kepada para PKL Alun-alun. Namun hal tersebut tak pernah dihiraukan. Kali ini, pemerintah tidak akan memberikan toleransi.
Jika masih tak menghiraukan, PKL yang tidak menjaga kebersihan akan digusur dari Alun-alun Rembang. “Pokoknya saya kasih waktu satu bulan kalau gak bersih kita gusur dari situ. Sudah beberapa tahun melalui Pakta integritas sudah ditandatangani tapi apa nyatanya” tegasnya.(sov/rif)