JATENGPOS.CO.ID SEMARANG – Pasca penandatanganan KUPA Perubahan 2020 antara DPRD dan eksekutif tergambar jelas prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal ke-3 yang ditarget oleh pemprov tumbuh positif antara 2.5 – 3%. Target ini cukup berat di tengah kondisi ekonomi yang terkontraksi negatif 5.94%.
“Dalam rapat banggar PKS sudah mengingatkan dan memberikan warning bahwa target pertumbuhan ekonomi di angka 2,5% itu sangat berat, faktor penguat pertumbuhan ekonomi Jateng yang bertumpu pada konsumsi rumah tangga belum bergerak positif sampai akhir agustus” kata Riyono, Selasa (1/9)
Bulan Agustus BPS merilis konsumsi masyarakat anjlok hingga minus 6,51% dikarena daya beli masyarakat yang terus melorot. Jika dibedah, pada quartal I lalu, daya beli masyarakat anjlok sebesar 50% akibat pandemi Covid-19.
Bahkan hasil Survei Konsumen (SK) BI berupa Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) pada triwulan II 2020 tercatat berada pada level pesimis sebesar 68,60, jauh lebih rendah dari triwulan lalu sebesar 122,27. Artinya masyarakat belum yakin bahwa ekonomi akan membaik dalam waktu 2 atau 3 bulan ke depan.
Menurut Riyono faktor percepatan pemulihan ekonomi bertumpu kepada kecepatan birokrasi dalam merealisasikan APBD yang di agustus baru terserap sekitar 40-50%. Segerakan pencairan Jaring Pengaman Ekonomi dan Sosial agar rakyat bisa “bernafas” ditengah bayang – bayang resesi yang sudah di depan mata.
“PKS sudah mengusulkan ke Gubernur saat awal agustus kontraksi 5.94% agar fokus kepada sektor pertanian, umkm, kelautan perikanan yang berkontribusi positif 2.15% di tengah pandemi. Disisi lain, pertumbuhan industri transportasi dan sektor akomodasi dan industri makanan dan minuman tercatat kontraksi (minus) 29,22 persen dan minus 22 persen” tambah Riyono
Pak Ganjar jangan salah pilih fokus dan bidang untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi pada level 0% saja sudah bagus. Pariwisata dan hotel memang mulai bergerak, tetapi sampai pertengahan agustus PHRI masih melaporkan stimulus sektor perhotelan tidak banyak pengaruhnya.
“Gubernur fokus saja pada sektor riil, percepata kinerja birokrasi dalam program Jaringan Pengaman Ekonomi dan Sosial agar dana 1 T lebih bisa terserap 60% di bulan september ini. Perkuat sekor perikanan dan pertanian, subsidi untuk petani dan nelayan, umkm yang menyumbang hampir 90% tenaga kerja di Jateng” tutup Riyono.(udi)