PMI Batang Sudah Tanam Ribuan Mangrove

Ramai ramai tanam mangrove di Sigandu. FOTO : IWAN ARIDIANTO/JATENGPOS.CO.ID

JATENGPOS.CO.ID, BATANG – Sepanjang 2015-2017, PMI Batang  mendapatkan bantuan dari America Red Cross untuk melakukan program Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA). Program ini  menguatkan kapasitas PMI dan  peran masyarakat lokal untuk penanganan kebencanaan maupun  rehabilitasi kawasan pesisir. “Hasilnya kami  telah menanam vegetasi pantai dari jenis mangrove sebanyak 50 ribu dan cemara sebanyak 6 ribu dengan capaian tingkat hidup rata-rata 90 persen di wilayah Desa Klidang Lor dan Kelurahan Karangasem Utara sebagai lokasi sasaran,” kata  Ketua PMI Batang Achmad Taufik. saat  acara Workshop  program PERTAMA di aula PMI Kabupaten Batang, Kemarin.

Untuk memperkuat dan memperluas rehabilitasi kawasan pesisir. PMI telah  mewujudkan Mangrove edukasi Center (Mang-EC) yang dikelola oleh siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat) serta telah dipakai akhir Oktober 2017 lalu.  “Setelah program dari Amcros ini selesai harapannya ada perhatian Pemkab Batang  untuk lebih berkontribusi dalam rehabilitasi kawasan pesisir. Mengingat kawasan pesisir Batang mencapai 38,7 km perlu mendapat perhatian akibat kerusakan dan bencana,” jelas H Achmad Taufik.

Baca juga:  UMKM Batang Pasarkan Produk Kopi ke Melbourne

Sementara Manajer Program Amcros PMI Pusat, Akbar Abu Bakar, mengatakan program PERTAMA  bertujuan untuk Pengurangan resiko bencana, Penguatan Lembaga, Pengelolaan terpadu pesisir, dan Mendorong penguatan sektor ekonomi.  “Selain menyadari bencana masyarakat dibina dengan memiliki keunggulan ekonomi dan ini sudah berjalan di daerah salah satunya  wisata mangrove  serta pengolahan madu,” ujarnya.

Program PERTAMA sudah dilakukan mulai Oktober 2012-2015 dengan 4 kabupaten/kota binaan yaitu Aceh, Cilacap, Lombok, dan Mataram. Selanjutnya pada tahap kedua 2015-2017  Menambah dua kabupaten/kota antaranya Kabupaten Demak dan Kabupaten Batang.  “Sejauh ini Amcross telah membina  di tiga provinsi, enam kabupaten atau kota dan 27,” bebernya.  Program PERTAMA di Batang sudah berjalan sangat baik karena telah mencapai target dan partisipasi masyarakat Batang cukup tinggi.  (wan/dik)


Baca juga:  Gawat, Temuan Kasus HIV/AIDS di Batang Melonjak