Pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di SMP penyangkut 4 materi pelajaran (Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi), dengan alokasi 4 jam pelajaran/ minggu diperlukan trik yang khusus untuk menyampaikan materi agar siswa dapat belajar dengan maksimal. Padatnya materi yang disampaikan memaksa guru untuk menggunakan model pembelajaran tradisional (mendengarkan dan mencatat) hal ini menjadikan pembelajaran menjadi tidak menarik. Siswa tidak interes pada pembelajaran IPS dan memberikan dampak hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal. Pencarian Model yang cocok untuk memacu keaktifan siswa, sehingga siswa enjoy pada pembelajaran IPS perlu diusahakan oleh guru.
Pembelajaran yang baik harus melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, peran aktif siswa membuat pembelajaran menjadi milik siswa dan guru seutuhnya, pembelajaran menjadi menyenangkan, waktu belajar serasa cepat berlalu dengan isi pembelajaran yang bermakna.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat adalah kunci dari semua itu, siswa aktif dalam pembelajaran, guru menjadi fasilitator dan motivator yang baik, kebermaknaan pembelajaran dapat dicapai dan muncul karakter tangung jawab, kerjasama, kompetitif, dll. Model yang diplih harus sesuai dengan materi pelajaran, kondisi siswa, dan daya dukung yang ada, salah satu model yang bisa digunakan untuk memacu keaktifan siswa adalah model pohon pertanyaan.
Pohon Pertanyaan (PP), merupakan model pembelajaran yang menarik dan mengaktifkan siswa. Sebelum pelaksanaan model ini guru mempersiapkan pembagian kelompok , setiap kelompok diberikan PR membaca materi yang ditentukan dan mempersiapkan pohon pertanyaan yang masih kosong, nanti akan diisi pada saat pembelajaran. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan umpan balik pertanyaan dari materi yang dibaca siwa dan diskusi klasikal untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, selanjutnya siswa mengelompokkan dan masing-masing siswa dalam kelompok membuat 2 pertanyaan dan jawaban , pertanyaan tersebut didiskusikan pada kelompok untuk layak/tidaknya ditulis pada pohon pertanyaan. Setelah semua siswa sepakat , pertanyaan tersebut ditulis dan jawabannya dipisah ditempat yang lain, dan disusun pada pohon pertanyaan.
Tahap selanjutnya dilaksanakan kunjung karya, yang bertujuan mengasah kemampuan pemahaman dan hafalan dari siswa. Satu siswa dari masing-masing kelompok tinggal menjaga stand yang lain berkunjung secara terpisah (guru yang mengatur kunjungan ). Siswa yang berperan sebagai penjaga stand sekaligus mencatat nilai kemampuan menjawab pertanyaan yang disajikan . Model ini semua siswa dituntut kreatif membuat pohon pertanyaan, aktif membuat pertanyaan sekaligus harus bisa menjawab pertanyaan dari siswa lain. Keadaan tersebut memaksa siswa untuk lebih memahami materi dengan menyiapkan diri membaca lebih tekun agar bisa memahami materi sekaligus menghafalkan materi tersebut. Kebermaknaan pembelajaran dengan PP ini sangat terasa, banyak karakter positif muncul dari pembelajaran ini, yaitu tumbuhnya sifat percaya diri, tanggung jawab dan kompetitif. Peran guru pada pembelajaran ini sebagai fasilitator dan motivator.
Hasil pajangan  berupa pohon pertanyaan ini dipajang beberapa saat. Manfaatnya selain sebagai hiasan dinding yang menarik juga sarana agar bisa dibaca siswa saat waktu senggang untuk mengasah kemampuan dan meningkatkan hafalan siswa.
Keberhasilan dalam setiap pembelajaran ini didukung oleh kesiapan guru dalam pembuatan skenario, skenario yang detail dan terinci akan lebih gampang diterapkan dalam pembelajaran. Mari kita coba model PP Â ini, agar siswa terpacu kreatifitas, keaktifan , sehingga pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan. Siswa yang dulu bosan kepada pembelajaran IPS menjadi merindukan pembelajaran dan hasil belajarnya yang dicapai lebih maksimal.
Dra. Dyah Laksmi Tejaningsih, M.Pd
 SMP N 1 Mojotengah, Wonosobo
Â