Polines Semarang Temukan Alat Pengukur Debit Sedimen Berbasis IOT

: Dr. Ir. Tedjo Mulyono, MT salah satu kandidat Direktur Polines dari dua kandidat yang lolos untuk maju pada bulan Agustus mendatang.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG –  Polines melalui P3M dibawah komando Dr. Ir. Tedjo Mulyono, MT menggodog beberapa penelitian bebasis IoT (Internet of think) diantaranya aplikasi yang mampu memantau curah hujan dan debit sedimen secara realtime, yang pemantauannya dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun melalui gadget. Siapapun bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk mengantisipasi atau memberi peringatan dini terhadap bencana banjir akibat sedimen.

Alat yang diberi nama Aplikasi Tank Sedimen Berbasis IoT ini merupakan karya penelitian ilmiah dari P3M atau Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Semarang (Polines).  Teknologinya adalah mengabungkan alat pemantau debit sedimen dengan IoT supaya nanti bisa termonitor secara otomatis real Time curah hujannya dan debit sedimennya.  “Kami kembangkan antara tank model itu dengan IOT, yang sekarang dari revolusi industri 4.0 itu kan salah satunya IOT itu”, demikian dikatakan Tedjo.

Baca juga:  Juliyatmono Prediksi ada 4 Pasang Calon Pilkada Karanganyar

“Selama ini kita masih mengukur sedimen dilakukan secara manual dan membutuhkan biaya cukup besar, kemudian waktunya harus menunggu ketika hujan baru bisa mengukur”, lanjut Tedjo.

Selain itu, Tedjo menjelaskan bagaimana cara penggunakan alat ini secara detil. Pria, ramah ini meyakini alat karya P3M Polines tersebut akan lebih menghemat biaya yang cukup besar. Jadi kalau semisal mengukur debit sedimen menggunakan jasa konsultan akan menghabiskan biaya ratusan juta, apalagi kalau pengukuran sedimen di beberapa titik, pemanfaatan alat ini akan menghemat sampai miliaran karena dengan alat ini bisa dipakai seterusnya.

iklan

“Rencananya setelah dipatenkan alat ini akan dipasang salah satunya di bendungan Jatibarang (kreo) Semarang, untuk mengamati debit sedimen yang masuk di Jatibarang. alat ini akan memberikan data, misalnya jika Jatibarang debitnya sedimennya makin tinggi, maka kapasitas waduknya akan berkurang, alat ini juga mampu membaca kerusakan di wilayah hulu sungai, akibat tata guna lahan yang keliru” jelasnya.

Baca juga:  Lomba Tujuh Belasan Anak-Anak Tuna Netra Dria Adi Semarang 

Dengan kelebihan itu, bisa memudahkan para pengambil kebijakan, dalam memantau kondisi bendungan dan memitigasi bencana. Setelah berhasil pada pengujian lab P3M Polines, Tahun 2021 ini Tank Sedimen besutan Tedjo Mulyono dan tim yang sudah terdaftar di Kementrian Pendidikan itu, akan dipasang di bedungan Jatibarang.

Tedjo, yang saat ini juga menjadi kandidat Direktur Polines, mengaku sudah menghubungi beberapa pihak yang berkepentingan dalam memanfaatkan temuan Tedjo dan tim seperti Kementerian PUPR, Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juwana [BBWS], dan Konsultan. Mereka semua mengapresiasi inovasi karya P3M Polines Semarang.

“Sistem kerja alat yang kami buat melalui penelitian yang lama ini akan terkoneksi dengan smartphone melalui aplikasi yang nantinya bisa dapat di playstore, secara gratis. Bahkan dapat juga digunakan untuk memantau situasi global seperti negara-negara di Asia, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika,” ujarnya.

Baca juga:  Bangunan Tempat Penyalaan Lilin Kelenteng Sam Po Kong Semarang Terbakar

Untuk menguji alat ini, Tedjo mengakui butuh waktu sekitar 2 tahun untuk bisa menentukan rumus yang bisa mengolah data curah hujan secara real time. Sehingga pengguna bisa melihat prediksi curah hujan yang terjadi pada saat itu juga hanya melalui smartphone.

Aplikasi Tank Sedimen menjadi solusi untuk menjawab keluhan biaya tinggi dari para pengelola bendungan, waduk, masyarakat daerah rawan longsor, rawan banjir untuk mitigasi tingkat curah hujan dan kebencanaan khususnya di musim hujan.

Tedjo Mulyono saat ini juga menjadi salah kandidat Direktur Polines dari dua kandidat yang lolos untuk maju. Pemilihan dan uji seleksi dijadwalkan akan berlangsung pada bulan Agustus mendatang. (Prast.wd/biz)

iklan