JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – Wakil Bupati Karanganyar Rohadi Widodo meredam kekecewaan masyarakat Karanganyar dengan kisah Nabi Yusuf. Hal itu disampikan saat memberi sambutan dalam pengajian bertema Ojo Leren Dadi Wong Apik di Masjid Agung Karanganyar, Jumat (12/1). Dia berharap apa yang terjadi pada diirnya menjadi hikmah yang akan membawa kebaikan dikemudian hari, sehingga Karanganyar menjadi lebih maju dan sejahtera baldatun toyibatun warobun ghofur.
“Saya baru saja mendapat nasehat dari ustadz saya, ini ingin saya transfer ke kalian semua. Ini kisah Nabi Yusuf, beliau adalah anak kesayangan tapi banyak saudaranya yang iri, sehingga diceburkan ke dalam sumur. Tapi Allah Swt memberi nasib lain, ditolong orang lain dan menjadi budak di Istana, kemudian diangkat menjadi mentri keuangan. Kita bukan Nabi dan jauh dari itu, tapi kita berharap bisa mengambil pelajaran,” ucapnya penuh semangat dihadapan jamaah yang memenuhi Masjid Agung.
Rohadi sangat paham dengan apa yang dirasakan Masyarakat Karanganyar pasca penetapan pasangan Bupati Juliyatmono tak lagi bersama dirinya tapi malah gandengan dengan pasangan yang lain.
“Saya pun kecewa. Saya tak tahu kalau sudah dicerai. Tahu-tahu pasangan itu sudah punya ‘istri’ lagi. Kata bisa dirangkai, kalimat bisa diucapkan, tapi hati tak bisa dibohongi. Kalau yang kecewa saya sendiri mungkin saya yang salah. Kalau masyarakat banyak yang kecewa? Semoga kita bisa mengambil hikmah dan terus berbuat baik,” ucapnya pada jamaah.
Kemudian, orang nomer dua di Bumi Intanpari itu mengapresiasi tema panitia dalam pengajian yang diselenggarakan Forum Siliturahmi Remaja Masjid Se Kabupaten Karanganyar tersebut ‘Jangan Berhenti Berusaha Menjadi Orang Baik’. Menurutnya tema itu sangat cocok dengan kondisi sekarang ini, banyak orang yang sudah lupa, mereka berbuat semaunya tanpa mengingat jika maut sewaktu-waktu dapat menjemput.
“Ini sangat penting. Apapun yang terjadi pada kita. Jangan pernah kita berhenti menjadi orang baik,” ajaknya pada seluruh jamaah.
Saat ditemui wartawan, Rohadi mengaku sudah legowo dengan kondisi itu. Dia menceritakan mepetnya waktu membuatnya tak bisa berbuat banyak.
“Kita sudah sering ajak komunikasi Pak Yuli (Sebutan akrab Juliyatmono) tapi selalu sibuk. Kemudian di akhir Desember Yuli menyampaikan bahwa itu kewenangan pusat. Saat kita komunikasi di pusat rupanya koalisi dengan PDIP itu sudah diinfokan tanggal 2 Januari. Waktunya mepet kita tak bisa berbuat banyak,” bebernya dengan raut wajah pias dengan tatapan mata berkaca-kaca. (yas/saf).