JATENGPOS.CO.ID, PARIS – Berada di Jerman dalam rangkaian ITB Berlin 2019, Menpar Arief Yahya tidak menyia-nyiakan kesempatan. Setelah memastikan semua planning berjalan dengan baik di pameran terbesar dunia yang digelar sejak 5-10 Maret 2019 di Berlin ExpoCenter City, Messedamm 22 itu, Menpar Arief terbang ke Paris, markasnya UNESCO. Hari ini, 8 Maret 2019 direncanakan bertemu dengan UNESCO, di 7 Place de Fontenoy, 75015, Paris.
“Kalau soal ITB Berlin, saya cukup confidence, saya sudah memantau sendiri, sejauh ini lancar. Semoga hasilnya pertemuan antara buyers dan sellers kita juga bagus dan grafiknya terus meningkat. Saya lihat detailnya selama di Berlin, di lingkungan pameran yang diikuti 180 negara itu bagus,” kata Arief Yahya saat di venue Pavillion “Phinisi” Wonderful Indonesia.
Di internal sendiri, booth Indonesia cukup memikat orang untuk datang. Desain Phinisi selalu berubah setiap tahun, tetapi menggunakan setting model dan konsep yang sama, kapal Phinisi. Perahu tradisional asal Bugis, Sulsel, khususnya Desa Bira, Kec Bonto Bahari, Kab Bulu Kamba. Kapal yang bentuknya khas, punya 3 tiang utama, 7 layar, 3 layar di depan, 2 di tengah dan 2 lagi di belakang.
“Phinisi sudah keliling dunia, sudah dikenal, desain dan bentuknya khas Indonesia yang menandai bahwa Negeri Kita itu bangsa pelaut. Selain itu, sejak dulu, nenek moyang kita memang seorang pelaut. 10 Destinasi Prioritas atau 10 Bali Baru itu 7 diantaranya juga punya kekuatan di wisata bahari,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Selain itu, di internal venue ITB Berlin sendiri, Pavillion Indonesia selalu didatangi media, untuk interview tentang Pariwisata Indonesia. Di Majalah ITB Berlin News yang merupakan media ofisial pameran itu juga sudah ada executive interview di halaman 26 dan promosi The Heart of Wonders, yang sekarang foto Wastra Nusantara di 10 Bali Baru sedang dilombakan itu.
Di luar venue, branding dengan bus-bus yang keliling Kota Berlin juga sudah berlangsung sesuai rencana. “Saya memantau sendiri dari titik-titik yang ikonik itu bus Wonderful Indonesia berseliweran. Dari Check Point Charlie, Tauentzienstrabe, Lustgarten, East Side Gallery, Strausberger Platz, Mauerpark, Hauptbahnhof, Brandenburg Tor, Siegessaule,” kata Arief Yahya.
Maka, selama ITB Berlin berlangsung desain destinasi wisata yang sudah siap dijual di tanah air, dipromosikan di ibu kota Jerman itu. Dari gambar Borobudur Joglosemar, Pink Beach Komodo Labuan Bajo NTT, Gebogan Bali, Gandrung Sewu Banyuwangi, Bromo Jatim, Raja Ampat Papua Barat, Wae Rebo NTT, Pulau Padar NTT, sampai gambar-gambar Danau Toba Sumut.
Berlin tetap semangat dan running dengan semua planningnya dan dipimpin oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Nia Niscaya, dengan Asdep Eropanya, Agustini Rahayu. “Terima kasih juga, dibantu Pak Dubes RI untuk Jerman, Havas Oegroseno yang support penuh. “Saya terbang ke Paris, dan semalam sudah berdiskusi untuk mempersiapkan diri bersama tim KBRI Paris yang dipimpin Pak Surya Rosa Putra, Dubes Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya mengakui selama menjabat, belum sempat berkunjung langsung ke markas UNESCO di Paris. Padahal, Geopark itu disahkan sebagai UGG – Unesco Global Geopark itu dari Paris. Tahun lalu, Indonesia sukses membuat UGG, di dua lokasi, yakni Rinjani Lombok NTB dan Ciletuh Sukabumi Jawa Barat. “Seharusnya tahun ini mengusulkan 2 lagi, Geopark Belitung dan Geopark Kaldera Danau Toba,” ujar Menpar Arief.
Sebelumnya, Indonesia juga sudah memiliki Global Geopark, diantaranya Gunung Batur di Bali dan Gunung Sewu yang memanjang dari Selatan Jogjakarta, Jawa Tengah sampai ke Jawa Timur. Mengapa harus mendapatkan stempel UGG? “Dalam framework pengembangan destinasi itu kita selalu menggunakan konsep 3A, Atraksi Akses dan Amenitas. Dan jika ingin menjadi global player, harus menggunakan global standart,” katanya.
Di Akses, global standar itu diwujudkan dalam bentuk membangun International Airport di banyak tempat. Dan itu sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi sebagai bentuk komitmen terjadap Pariwisata Indonesia. Amenitas, ditandai dengan hadirnya hotel-hotel bintang 5 yang berkelas internasional di desatinasi. “Ketiga adalah Atraksi yang juga harus kelas dunia,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini.
Kelas dunia yang dimaksud, lanjut Arief Yahya, adalah atraksi yang sudah mendapat stempel dunia. Diakui secara resmi dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga terpercaya dunia, seperti UNESCO ini. “Di banyak tempat di dunia, UGG itu selalu memberi dampak yang signifikan terhadap wisatawan. Brandingnya langsung mendunia karena diakui oleh UNESCO, lembaga dunia,” kata pria asal Banyuwangi itu.
Danau Toba dan Belitung bisa semakin cepat mendunia, jika atraksinya juga level dunia. Lebih mudah mempromosikan dan mengemasnya sebagai sebuah cerita, ketika sudah disahkan UNESCO. Itulah, mengapa Menpar Arief Yahya yang lulusan ITB Bandung, Surrey University UK, dan lulus Doktor Strategic Management Unpad ini serius untuk mempresentasikan potensi Geopark Indonesia itu.
Dalam pertemuan dengan Surya Rosa Putra, Dubes Wakil Delegasi tetap RI untuk UNESCO di Paris semalam, Menpar Arief Yahya didampingi Muh Noer Sadono, Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi, Hiramsyah S. Thaib, Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, Yunus Kusumahbrata, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Geopark, Alexander Reyaan, Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan, Ronald Pantun, Asisten Menteri Pariwisata/Kasubbid Transportasi dan Konektivitas Pariwisata, Adhi Pradana, Staf Kemenpar.
Sementara dari KBRI hadir Agung Kurniadi, KUAI/Wakil Kepala Perwakilan KBRI Paris, Prof. Surya Rosa Putra, Dewatap UNESCO, Rully F. Sukarno, Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Paris, Djatu R. Primadini, Sekretaris I UNESCO, Silvia Meiryana P, Sekretaris II/Protokol KBRI Paris, dan Evy Margaretha, Staf Teknis KBRI Paris – UNESCO
Hari ini, Jumat 8 Maret 2019, tim Kemenpar dan KBRI akan bertemu dengan UNESCO yang membidangi Global Geopark. Yakni Miguel Clusener-Godt, Director Division of Ecological and Earth Science, UNESCO Council.(rif)