JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Program pembangunan fisik untuk wilayah yang rawan bencana menjadi sorotan Penjabat Wali Kota Drs. Sinoeng N Rachmadi, MM., dalam Musrenbang Kecamatan Tingkir, Selasa ( 24/1).
Tanggapan Penjabat Wali Kota tersebut merespon masukan Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit mengenai beberapa wilayah yang mengalami banjir saat curah hujan tinggi. “Beberapa kegiatan yang mengcover atau mencegah terjadi bencana alam tolong prioritaskan. Seperti wilayah Kalioso, pancuran dan beberapa wilayah lain yang berpotensi banjir lagi saat curah hujan tinggi. Segera saja rekap program yang akan kita bawa ke Musrenbang tingkat kota, mana prioritas yang akan dibawa ke provinsi dan pusat pun akan kelihatan,” kata Sinoeng.
Hadir dalam Musrenbang Kecamatan Tingkir segenap Kepala OPD atau yang mewakili, hadir pula anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Daerah Pemilihan Kecamatan Tingkir, serta segenap Lurah, Tokoh Masyarakat dan Ketua RW.
Sementara Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit yang hadir di acara itu berharap program yang ada mampu mengentaskan kemiskinan. “Kemarin saya turun beberapa wilayah Tingkir terjadi banjir, memang curah hujan tinggi, tapi ini perlu dicermati apakah sistem pembangunan drainase ada yang salah mungkin yg ambal sulamnya. Selanjutnya dalam pemenuhan RTH Kota Salatiga masih kurang 11 persen, maka penting membuat program tanam pohon , bisa disyaratkan kepada mereka yang mau menikah, khitanan atau mau pensiun,” ujar Dance.
Camat Tingkir Sulistiyono mengatakan bahwa realisasi anggaran 98,1 persen tapi capaian pembangunan fisik 100 persen sehingga terjadi efisiensi sebesar 0,9 persen anggaran. “Untuk prioritas di Tahun 2024 adalah program pemberdayaan masyarakat. Untuk program pengentasan kemiskinan akan menyasar kebutuhan bagi para ibu yang melahirkan terkait gizi yang juga merupakan penanggulangan stunting. Mohon Bapak Penjabat Wali Kota memberikan arahan dan membuka secara resmi Musrenbang Kecamatan Tingkir,” kata Sulistiyono dalam sambutannya.
Pj Wali Kota berpesan untuk musyawarah agar dapat menentukan program yang berkait dengan pengentasan kemiskinan. “Poin selanjutnya UKM dan UMKM, pemberdayaan perempuan suatu keniscayaan. Semua kegiatan utamakan peserta perempuan melalui undangan, kalau yang datang laki-laki ya tidak apa-apa,” imbuhnya.
” Dalam pelatihan hadirkan mereka yang kompeten dan bersertifikat, ajak juga lembaga keuangan atau perbankan. Program jangan dipikir sendiri semua utarakan dan rembuk bersama agar tidak berat,” pungkasnya. ( deb)