JATENGPOS.CO.ID, GIANYAR – Bagi Anda yang tengah berlibur di Bali, salah satu kawasan yang tak boleh lupa dikunjungi adalah Ubud. Ya, Ubud menawarkan beragam destinasi wisata yang sangat menarik. Salah satunya adalah Puri Ubud. Puri Ubud bernama lengkap Istana Puri Saren Ubud. Keberadaannya menjadi daya tarik destinasi wisata sejarah sekaligus budaya yang dimimati wisatawan. Apalagi, istana ini merupakan sisa-sisa peninggalan budaya leluhur di Bali yang masih terjaga dengan apik. Tidak ketinggalan, detail bangunan pun masih bisa disaksikan secara langsung.
Istana Puri Saren Ubud merupakan istana yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Ubud yang berkuasa pada masanya. Keberadaan Istana Puri Saren Ubud masih sangat terjaga dengan baik seperti bentuk aslinya. Ciri khas bangunan tradisional Bali dengan desain yang dipenuhi ornamen ukir khas Bali dapat Anda jumpai di lokasi ini.
Anda yang menyukai wisata budaya dan sejarah, harus memasukkan Istana Puri Saren Ubud dalam daftar kunjungan Anda saat berada di Bali. Apalagi lokasinya sangat strategis yakni berada di Pusat Kota Ubud dan di jalan raya utama, sehingga senantiasa ramai oleh kunjungan wisatawan. Lokasi tepatnya berada di seberang Pasar Seni Ubud. Dari Denpasar dapat ditempuh dalam 45 menit perjalanan dengan berkendara.
Memasuki gapura paduraksa Istana Puri Saren, Anda akan merasakan kemegahan dinding tembok bangunan yang terbuat dari batu bata merah setebal 1 meter ini. Berbagai ukiran dan relief menjadi ornamen yang menghiasi setiap dinding puri.
Patung-patung yang berdiri kokoh mengapit setiap pintu masuk, menambah kesan artistik. Pintu-pintu yang terbuat dari kayu juga nampak unik dengan cat warna keemasan yang melapisi setiap ukiran tradisional yang terukir di atasnya. Pengunjung dapat bersantai sejenak di bale-bale yang telah disediakan sembari menikmati keindahan bangunan Istana Puri Saren Ubud.
Istana Puri Saren Ubud dibangun oleh Tjokorda Ida Putu Kandel yang memerintah pada tahun 1800-1823 M. Itulah mengapa Istana Puri Saren Ubud merupakan bangunan peninggalan kuno dan sebagai istana yang memiliki sejarah dengan daya tarik tersendiri.
Selain memiliki bangunan dengan desain tradisional disertai kemegahan dinding-dinding temboknya, Istana Puri Saren Ubud juga menyimpan koleksi benda-benda yang bernilai seni tinggi. Berbagai perabotan yang ada didalamnya menyimpan kenangan sejarah peninggalan kerajaan Ubud.
Sejumlah media beruntung bisa melihat lebih dekat dan mendapat penjelasan utuh Istana Puri Saren Ubud. Ya, Minggu (6/12/2020) sebanyak 25 media cetak, online dan elektronik difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengikuti program “We Love Bali”.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani menuturkan, program “We Love Bali” dirancang dalam kerangka pemulihan pariwisata di Pulau Dewata. Sebagaimana diketahui, pandemi COVID-19 meruntuhkan pariwisata di Pulau Seribu Pura. Sebagai penyumbang devisa terbesar untuk sektor pariwisata, Bali tak kuasa menahan hantaman laju Virus Corona. “Memasuki era adaptasi kebiasaan baru, Kemenparekraf/Baparekraf berupaya membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali yang terdampak COVID-19 melalui program “We Love Bali” ini,” kata Rizki.
Tak hanya sekadar melakukan promosi destinasi wisata, program “We Love Bali” juga dirancang sebagai bentuk implementasi protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Enviroment Friendly).
“Program “We Love Bali” ini merupakan implementasi penerapan CHSE. Program ini direalisasikan sebagai bentuk dukungan kepada para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk hotel, usaha perjalanan wisata, usaha transport, pemandu wisata, restoran, daerah tujuan wisata, UMKM dan lain sebagainya,” tutur Rizki.
Bukan tanpa sebab hal itu dilakukan, pandemi telah mengubah pola perjalanan dan permintaan wisatawan saat mengunjungi destinasi wisata. “Bukan hanya atraksi, aksesibilitas dan amenitas saja, tapi standar CHSE menjadi kebutuhan baru dan sangat penting sebagai pedoman bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan ke suatu destinasi wisata,” ungkap Rizki.
Istana Puri Saren Ubud adalah salah satu destinasi yang juga disentuh oleh program CHSE dan dipromosikan melalui program “We Love Bali” ini. “Jadi, wisatawan tak perlu ragu dalam melakukan perjalanan wisata ke Pulau Bali karena sudah berbasis protokol CHSE. Salah satunya bisa terlihat di Puri Ubud dan Pasar Seni Ubud ini. Bagaimana setiap pengunjung diwajibkan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan diimplementasikan dengan sangat baik sehingga terhindar dari paparan COVID-19,” tutur Rizki.(*)