Project Based Learning Bekali Siswa Berwirausaha

Christine Nur Oktavia, S.Pd Guru PKWu SMA N 1 Boja

JATENGPOS.CO.ID,- Tuntutan dunia kerja yang semakin ketat, skill yang mumpuni dan kepribadian yang baik dalam dewasa ini. Berbagai fenomena lulusan baik jenjang SMA maupun Perguruan Tinggi yang bersaing dalam melamar pekerjaan pada bidang yang sesuai ijazah. Hal tersebut merupakan introspeksi bagi guru kewirausahaan bagaimana bisa mengantarkan peserta didik untuk tidak berjubel dengan pelamar-pelamar lainnya. Oleh karenanya dengan kompetensi-kompetensi dasar yang ada perlu adanya pengembangan materi. Supaya dapat mengantarkan peserta didik mencapai hasil belajar yang optimal sekaligus skill yang mumpuni, sehingga dapat menjadikan bekal awal. Maka dari itu perlu adanya perencanaan yang matang dalam menyiapkan perangkat pembelajaran guna mencapai hasil maksimal juga.

Kerap terjadi pembelajaran dari awal tahun ke tahun bahkan sudah menjadi rutinitas awal tahun ajaran baru, guru disibukkan dengan penyusunan perangkat pembelajaran selama satu tahun ke depan. Analisis awal dalam menentukan dan mencapai tujuan pembelajaran dua semester. Supaya target dapat terlampaui tentu guru dengan berbagai rancangannya menyiapkan segala perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada setiap akhir semester. Namun, fenomena di lapangan masih banyak terjadi guru sudah tidak lagi menghiraukan apa yang sudah dipersiapkan di awal tahun. Bahkan ketika masuk kelas untuk memulai proses pembelajaran guru lepas dengan perangkat pembelajaran yang melekatnya. Hal ini terjadi karena kemungkinan guru sudah hapal dengan materi, bisa jadi pula guru enggan atau malas untuk melaksanakan sesuai apa yang sudah dirancang dengan matang.

Baca juga:  Salah Siapa ? Kids Zaman Now Dinilai Bobrok

Kebiasaan dalam merancang penyusunan perencanaan pembelajaran ini sering dilakukan karena motif kewajiban belaka. Karena pada dasarnya apa yang dilakukan di lapangan terkadang bertolak dengan rencana awal. Sama halnya ketika guru sudah menentukan dan menyusun perencanaan pembelajaran tetapi apa yang dilakukan di kelas tidak sesuai dengan yang direncanakan. Sungguh ironi, bahwasanya perencanaan yang perfek akan tetapi belum pada mencapai kompetensi yang perfek juga. Hasil yang tidak signifikan itulah yang membuat penulis melakukan review terhadap perencanaan. Perencanaan pada setiap kompetensi dasar beserta dengan langkah-langkah pembelajarannya yang harus disesuaikan dengan model yang tepat. Dengan melihat dan menganalisis beberapa hal, diantaranya bobot materi, karakteristik siswa dan sarana prasarana serta alokasi waktu yang tersedia. Alokasi waktu yang tersedia sesuai dengan rancangan kalender akademik, penghitungan minggu efektif dalam penerapannya pada materi kewirausahaan.

Baca juga:  Aplikasi Nonosof Khat Solusi Menulis Arab

Mata pelajaran kewirausahaan yang identik dengan projek dan banyaknya tuntutan ketrampilan selain pengetahuan juga. Oleh karenanya pemilihan model pembelajaran project based learning menjadi salah satu model tepat dalam penyusunan rumusan proses pembelajaran di kelas. Karena skill atau ketrampilan peserta didik dapat menjadikan bekal kelak ketika peserta didik sudah lepas status peserta didiknya. Artinya bisa jadi melanjutkan kuliah kemungkinan juga berwirausaha. Maka, jika dalam pembelajaran kewirausahaan ini betul-betul dianalisa perencanaan sesuai kebutuhan lapangan kerja tidak menutup kemungkinan peserta didik SMA dapat menjadi enterprenuer muda yang mampu bersaing dengan dunia industri.


Model pembelajaran berbasis proyek selalu dimulai dengan menemukan apa sebenarnya pertanyaan mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar untuk memberikan tugas proyek bagi siswa (melakukan aktivitas). Tentu saja topik yang dipakai harus pula berhubungan dengan dunia nyata. Selanjutnya dengan dibantu guru, kelompok-kelompok siswa akan merancang aktivitas yang akan dilakukan pada proyek mereka masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan ide-ide siswa (kelompok siswa) yang digunakan dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap proyek tersebut. Selanjutnya, guru dan siswa menentukan batasan waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas) proyek mereka.

Baca juga:  Problematika Pembelajaran Sastra

Dalam berjalannya waktu, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara guru memonitor dan memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan memberikan pembimbingan yang dibutuhkan. Pada tahap berikutnya, setelah siswa melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan, guru menilai pencapaian yang siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge terkait konsep yang relevan dengan topik), hingga keterampilan dan sikap yang mengiringinya. Terkahir, guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka lakukan agar di lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi lebih baik lagi.

Pemilihan project based learning ini kiranya dapat mengantarkan peserta didik mencapai hasil belajar yang optimal dan lebih menyenangkan serta dapat menjadikan pemantapan skill setiap peserta didik. Oleh karenanya model ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran dalam mata pelajaran kewirausahaan.

Christine Nur Oktavia, S.Pd

Guru PKWu SMA N 1 Boja