JATENGPOS.CO.ID, WONOGIRI — Proyek pembangunan jalan dan jembatan Alas Kethu Wonogiri hampir kelar.
Proyek cor beton jalan itu didanai dari Dana Bantuan Pemprov (Banprov) Jateng sebesar Rp 20.708.148.000. Dana sebanyak itu untuk membangun jalan mulai dari gapura Alas Kethu sampai pertigaan Dusun Tangkil Desa Wonokerto.
Pengerjaanya dilaksanakan PT Indah Madya Pratama Lamongan Jawa Timur. Sedangkan konsultanya adalah CV Jati Diri.
Batas akhir pengerjaaan tersisa 27 hari lagi, jika dihitung mulai Senin (20/11/17) sampai 17 Desember 2017.
Dua orang pelaksana proyek itu mengklaim progres kerjaan telah mencapai 75 persen dari total seluruh garapan. “Progres sudah 75 persen,” kata Supono didampingi Anung Andriyatmoko, Jumat (17/11) di Alas Kethu.
Soal hasil kerjaanya seperti apa, Keduanya percaya diri, bahwa hasilnya bagus dan akan selesai tepat waktu.
Ketika ditanyai spesifikasi, gambar dan rencana anggaran biaya (RAB) keduanya mengaku tidak mempunyai.
Keduanya menyarankan wartawan ini, meminta spek, RAB dan gambar kepada Kasi Intel Kejaksaan Negeri Wonogiri, Triyanto selaku Ketua Tim Pengawal Pengamanan Pembangunan Daerah (TP4D) Kabupaten Wonogiri. “Soal gambar ke Pak Surya atau ke pak Tri TP4D,” kata Supono.
Sementara itu, Triyanto sudah dikonfirmasi di kantornya. Namun Triyanto juga mengaku tidak memiliki gambar spek dan RAB Proyek Alas Kethu.
Triyanto menambahkan, tim TP4D telah turun meninjau proyek Alas Kethu. Yaitu pada dua pekan silam. Saat itu progres pengerjaan telah mencaai 50 persen. Setiap hari diperkirakan mampu menambah volume pekerjaan 5 persen.
Menutur Triyanto, setiap proyek di Kabupaten Wonogiri terdapat titik kelemahan. Yaitu rendahnya kontrol dan pengawasan.
Menurutnya, idealnya setiap hari pelaksana, konsultan pengawas dan pengawas teknis lapangan kegiatan (PTLK) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) ada setiap hari memeriksa proyek. “Faktanya mereka tidak bisa setiap hari berada di lapangan. Karena keterbatasan jumlah petugas,” kata Triyanto.
Untuk itu, Triyanto akan turun kembali untuk melakukan pengawasan priyek itu.
Fakta di lapangan, ada beberapa titik kejanggalan pengerjaan proyek itu. Misalnya talud yang baru dikerjakan namun sudah mengalami retak pada plesteranya.
Lalu, ukuran talud berbeda satu sama lain. Padahal berada di lokasi yang sama dan berdekatan. Ketinggian ada yang 80 cm, 90 cm, 100cm, 110 cm. Ketebalan/lebar talud bagian bawah ada yang 60cm, 50 cm, 40 cm. Sedangkan ketebalan talud bagian atas semua sama 30cm.
Sopono, selaku pengawas beralasan situasi dan kontur tanah berbeda satu sama lain.
Dikonfirmasi hal itu, Supono berdalih itu kebetulan saja, sisa-sisa tanah urug galian yang tumpah di jalan. Hal lain, yang ram-raman besi juga diganjal dengan batu cadas. Jika dicor maka tertutup. Sehingga tidak terpantau. (bgs/saf/ct7)