JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang mulai berhitung terkait rencana pengajuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Banyaknya pekerja dari daerah lain yang setiap hari masuk ke Kota Semarang menjadi pertimbangan.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi atau Hendi perlu perhitungan cermat terkait dampak jika Kota Semarang menerapkan PSBB.
“Saya Jumat malam dikomunikasi Pak Gubernur, beliau juga sudah sampaikan pandangannya supaya Semarang segera PSBB. Saya bilang saya minta waktu untuk berhitung, insyaallah kalau mengenai anggaran kami tidak ada masalah, persoalannya kalau hanya Semarang sendiri apakah nanti bisa efektif?” kata Hendi di kantornya, Senin (20/4).
Ia menjelaskan, setiap hari ribuan pekerja masuk ke Kota Semarang dari Kabupaten Kendal dan Kabupaten Demak. Karena itu perlu perhitungan juga terkait berapa lama perusahaan tempat mereka harus tutup sementara.
“Karena kita tahu setiap pagi ribuan orang Kendal datang ke Mangkang dan Jerakah, ada kawasan industri, ribuan warga Demak itu datang ke Kaligawe, ke Plamongan karena ada kawasan industri,” ujarnya.
“Kalau kemudian kita tutup, pabrik-pabrik juga ditutup kemudian selama 14 hari, 28 hari, atau 42 hari ke depan kita kemudian lakukan PSBB katakanlah segalanya bisa clear. Tapi begitu dibuka lagi, orang itu masuk lagi, kira-kira itu jadi persoalan tidak,” urainya.
Oleh sebab itu Hendi akan kembali berkomunikasi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Ia berharap bisa ada pembahasan rencana PSBB untuk daerah lain.
“Maka pandangan saya hari ini saya akan mencoba berkomunikasi dengan Pak Gubernur, kalau toh PSBB, mestinya Semarang disertai beberapa daerah yang berbatasan langsung dengan Semarang. Seperti Demak, Kendal, minimal itu, syukur bisa ke wilayah lain seperti Kabupaten Semarang,” jelasnya.
Yang dihitung lainnya yaitu terkait bantuan kepada masyarakat yang perekonomiannya terdampak wabah virus Corona atau COVID-19. Ia berharap bantuan itu bisa membuat warga terpenuhi kebutuhannya dan membuat mereka bisa tetap di rumah.
“Kita harus berhitung bahwa warga Semarang ini tidak hanya dari kelompok yang mempunyai tabungan, orang yang mampu, kita berhitung,” kata Hendi.
“Kalau kemudian pemerintah sudah memberikan suplai ternyata mereka dihitung masih punya celah tidak bisa lawan aktivitas dan berbelanja bahan makanan, apa kemudian yg terjadi di kota ini? Harus dihitung, maka saya tidak mau emosional dalam pengajuan PSBB, saya ingin semua ikut terlibat,” sambungnya.
Hendi berencana mengundang Forkopimda, pakar, tokoh Semarang dan pengusaha untuk diajak berdiskusi.
“Tadi pagi kawan-kawan dokter juga diskusi dengan kami. Saya rasa ini bukan keputusan yang diambil ujug-ujug (mendadak) tapi dicermati dengan baik dan benar,” katanya.
Hendi menjelaskan dalam waktu dekat akan memaparkan penjelasan kesiapan PSBB kepada Gubernur Jawa Tengah. Ia mengaku menunggu arahan dari Ganjar.
“Kami rencananya Selasa besok atau Rabu akan dipanggil Pak Gub (Gubernur) untuk menjelaskan terkait persiapan PSBB, saya tinggal menunggu petunjuk dari beliau saja. Kalau memang petunjuknya seperti itu kami siap, kalau memang ada hal-hal di dalam pertemuan besok ada yang membuat kita lebih berdisiplin, mengawasi masyarakat dan lain-lain, kita siap,” ujar Hendi.(udi)