PT Air Mancur Peduli Edukasi Obat Tradisional pada Kaum Milenial

PELANGGAN : Para pelanggan dan distributor usai Gathering Pelanggan Jamu Air Mancur di Hotel Whiz Semarang, Sabtu (23/2) malam.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Kaum milenial menjadi salah satu sasaran dalam edukasi konsumsi obat herbal. Diperlukan strategi khusus untuk membidik kalangan muda terutama pada tata cara mengkonsumsi herbal yang memiliki aroma spesifik.

Hal itu disampaikan Brand Manager PT Air Mancur Aries Ikawati didampingi Junior Manager Widi Kusnantoyo, pada acara gathering Pelanggan Jamu di Hotel Whiz Semarang, Sabtu (23/2) malam. Hadir pada acara tersebut pelanggan jamu, antara lain depot dan grosir yang tersebar di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya.

Untuk menyentuh milenial, kata Widi, dibutuhkan trik khusus. Karena, kalangan tersebut adalah generasi yang aktif dan kreatif sekaligus kritis. Kaum muda juga menyukai kemasan yang praktis serta tidak ribet.”Kami menggunakan formula yang praktis untuk kaum muda, misalnya melalui kemasan tablet siap konsumsi sehingga tidak ribet,” terang Widi.

Baca juga:  Studi Banding ke Riau, Komisi C Pelajari Optimalisasi Perusda

Dikatakan dia, tren kembali ke alam, atau back to nature saat ini menjadi salah satu yang gencar disuarakan dunia internasional. Sehingga, permintaan produk herbal terus meningkat, baik di negara maju ataupun berkembang. “Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010 menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia mengonsumsi jamu dan 95 persen menyatakan jamu bermanfaat untuk kesehatan,” lanjutnya.


Produsen jamu dari Solo itu,  berupaya memenuhi kebutuhan dari bayi hingga dewasa. Produknya antara lain, minyak telon, jamu bersalin lengkap, jamu seduhan, param, minyak urut, kapsul extract untuk stamina pria dan kesehatan wanita.

Para pelanggan dan distributor juga mendapatkan pengarahan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pengujian BPOM Semarang Hariyanti. BPOM menyampaikan edukasi terkait pengawasan obat yang beredar, baik obat tradisional Tanpa Izin Edar (TIE) maupun Nomor Izin Edar (NIE). “Kami sampaikan kepada distributor agar mereka turut mengawasi TIE dan NIE sehingga konsumen tidak dirugikan. Bisa dicek melalui web kami atau aplikasi di HP Android,” tutur Hariyanti.

Baca juga:  Program KIA di Klaten, Baru Menyasar 10 Ribu Anak

Pada kesempatan yang sama, Area Promotion Head Jateng DIY Agung Pribadi menekankan pentingnya memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait jamu sebagai warisan budaya nenek moyang. Selain manfaatnya yang bagus untuk tubuh, jamu juga mengandung unsur budaya yang harus tetap dijaga kelestariannya. “Pada jamu ada nilai-nilai tradisional budaya yang adiluhung, ini selalu kita jaga dan sampaikan kepada masyarakat,” pungkasnya. (rit/bis)