JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terus mengebut vaksinasi bagi pelajar di atas 12 tahun. Pasalnya, dari 76.000 siswa yang tercatat bersekolah di kota bengawan, baru 26.000 siswa yang sudah mendapat vaksinasi. Padahal sejak pekan lalu pembelajaran tatap muka (PTM) sudah mulai bergulir.
Walikota Solo, Gibran Rakabuming mengatakan, meski belum semua pelajar di kota bengawan sudah divaksin, namun pihaknya tetap mantap menggelar PTM. Ia pun menegaskan orang tua siswa tidak perlu khawatir, sebab sekolah yang menggelar proses belajar mengajar secara luring mendapat assesment dari Dinas Pendidikan (Disdik) dan juga Satgas Covid-19 Kota Solo.
“Sekolah yang akan menggelar PTM harus mengajukan izin ke Disdik, nanti ada pengecekan terkait kesiapan sekolah. Setelah itupun ada pengawasan juga Satgas Covid-19. Orang tua juga tidak perlu khawatir meski anaknya belum divaksin, tapi semua guru dan staf di sekolah kan sudah divaksin semua. Apalagi selama PTM juga semuanya wajib mematuhi protokol kesehatan 5M,” katanya.
Dari hasil inspeksi yang dilakukannya ke sejumlah sekolah, Gibran menilai pelaksanaan PTM sejauh ini sudah berjalan lancar. “Saya cek beberapa sekolah, sudah baik sekali. Ada sekolah yang muridnya sudah divaksin semua itu bagus. Sejauh ini belum ada temuan kasus Covid-19 di sekolah dan jangan sampai ada,” katanya.
Pihaknya juga mengupayakan agar vaksinasi pelajar terus berjalan. Sehingga target sebanyak 76.000 siswa bisa tercapai secepatnya. Saat ini capaian vaksinasi pelajar baru sekitar 26.000 dari target. “Ini jalan terus, tapi ya memang masih kecil jumlah yang sudah divaksin. Karena kita juga menyesuaikan dengan stok vaksin yang dikirim dari Pemerintah Pusat. Masih ada 50.000 siswa yang harus kita vaksin,” ucapnya.
Karena itu, ia berharap agar stok vaksin yang dikirimkan bisa lebih banyak. Khususnya vaksin Sinovac yang digunakan untuk vaksinasi pelajar. Apalagi secara umum, realisasi vaksinasi di Kota Solo saat ini sudah diatas 90 persen.
“Kalau totalnya sudah 94 persen ya dari target. Tapi kalau prosentase vaksinasi pelajar memang masih kecil. Ya makanya kita kejar terus, harapannya akhir September bisa selesai semua, sehingga PTM bisa berjalan lancar,” ucap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih mengakui minat pelajar untuk mendapatkan vaksin sangat tinggi. Hanya saja pihaknya memang menerapkan pola vaksinasi pelajar melalui sekolah masing-masing. Sehingga lebih mudah untuk memastikan siapa saja siswa yang sudah divaksin maupun yang belum.
“Kalau yang 18 tahun ke atas kan saya adakan vaksinasi terbuka, baik lewat mobil vaksin keliling atau lewat vaksinasi massal pakai link, karena basisnya jelas KTP. Kalau pelajar kan belum punya KTP, jadi kita pakai pola lewat sekolah. Kalau diadakan terbuka, nanti tidak tahu si A misalnya sekolah di mana, kemudian pihak sekolah juga tidak tahu mana siswanya yang sudah divaksin mana yang belum. Jadi pakainya maping sekolah saja,” ucapnya.
Sehingga pihaknya pun menggandeng Disdik untuk membagi jadwal sekolah mana saja yang siswanya akan divaksin setiap harinya. “Jadi bukan untuk mempersulit ya, tapi biar jelas dan untuk kebaikan siswanya sendiri,” pungkas Ning, panggilan akrabnya. (jay)