JATENGPOS.CO.ID – Ratusan pelaku ekonomi kreatif menghadiri even Goes to Get Member (Bigger) di MG Setos Hotel Kota Semarang, Sabtu (28/4). Bekraf Information System and Mobile Application (BISMA) merupakan platform unggulan bagi pelaku kreatif untuk mendaftarkan diri dan bergabung dengan ribuan pelaku yang sudah terdatabase dalam BISMA.
Sekertaris Utama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI Dr Mesdin Kornelis Simarmata mengatakan, acara tersebut dilaksanakan untuk mendukung komunikasi dua arah antara pelaku kreatif dari 16 subsektor. “Ini akan memudahkan pemerintah menangkap masalah dan saran seputar industri kreatif sehingga dihasilkan pemetaan akurat yang membantu kebijakan ekonomi kreatif dan ekosistem yang kondusif,’’ terangnya.
Salah satu keuntungan yang didapatkan pada BISMA adalah pelaku yang terdaftar akan lenbih mudah mendapatkan kesempatan untuk difasilitasi dan didukung Bekraf dalam pengembangan usahanya. “Selama ini pelaku kreatif sulit mendapatkan fasilitasi permodalan dari perbankan. Kesulitan itu akan dapat diatasi melalui fasilitasi yang dilakukan oleh Bekraf,’’ katanya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Bekraf Abdur Rohim Boy mengatakan berdasarkan hasil survey khusus ekonomi kreatif BKS dan Bekraf pada tahun 2016, penghasilan ekonomi kreatif tercatat Rp 922,59 triliun yang meningkat 4,95 persen dari tahun sebelumnya.
Dikatakan, jumlah unit usaha ekonomi kreatif berdasarkan sensus ekonomi 2016 untuk KBLI ekonomi kreatif sebanyak 8.203.826 usaha. Sedangkan kegiatan yang diadakan di Kota Semarang menggandeng total 61.668 pelaku kreatif yang kebanyakan bergerak di subsektor kuliner.
“Tercatat total 61.668 pelaku kreatif yang kebanyakan bergerak di subsektor kuliner sebanyak 49.309 usaha, fesyen sebanyak 7.471 usaha, dan kriya sebanyak 4.468 usaha. Ini sangat potensial dalam pengembangan ekonomi kreatif bagi bekraf untuk berkoordinasi dan memfasilitasi terjadinya kolaborasi antar pelaku kreatif,’’ lanjutnya.
Sedangkan Deputi Fasilitasi HAKI dan regulasi Ari Juliano mengatakan, pihaknya memberikan kesempatan dan fasilitasi kepada pelaku kreatif untuk mendapatkan kemudahan mendaftarkan HAKI terhadap produk yang dikembangkan. Dia mengakui apabila masih banyak pelaku kreatif yang mengalami kesulitan dalam memperoleh HAKI.”Kami setiap bulan melakukan pengecekan dan memberitahukan sejauh mana progress dari HAKI yang diajukan pelaku kreatif tersebut,’’ tukasnya.
Pada acara tersebut, para pelaku kreatif berbagi pengetahuan dengan narasumber yang terdiri dari pelaku, asosiasi dan komunitas ekraf dengan tiga masterclass, yakni Chef Molecular Gastronomy Indonesia Adrian Ishak, masterclass di bidang trend forecasting 2019-2020 Tee Dina Midiani dan Lia Mustafa, serta masterclass tentang kolaborasi desain Ilham Pinastiko dan Sylvie Arizkiany Salim. (drh/udi)