JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Sejumlah persoalan di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang meliputi sedimentasi, kualitas air, serta populasi ikan yang kian merosot masih menjadi perhatian berbagai pihak.
Dari hasil pengujian di 14 titik oleh Perum Jasa Tirta (PJT) I, didapati air di danau tersebut berstatus tercemar sedang.
Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) Wilayah Sungai Jratun Seluna PJT I, Didit Priambodo mengatakan, terdapat sejumlah kandungan senyawa meliputi Biological Oxygen Demand (BOD), Nitrogen dan Phospat yang berdampak besar pada kualitas air di sana.
Parameter kandungan-kandungan tersebut dinilai sudah melebihi batasan baku mutu yang ditetapkan.
“Sehingga mengindikasikan bahwa Danau Rawa Pening ini over nutrient karena aktivitas pertanian dan budidaya perikanan. Penyebabnya di antaranya pupuk, pakan ikan yang terlalu banyak bisa mencemari,” kata Didit seusai penebaran benih ikan di Danau Rawa Pening, Bukit Cinta, Banyubiru, Kabupaten Semarang, kemarin.
Sejumlah faktor itu dianggap berdampak pada pertumbuhan populasi eceng gondok yang melebihi kapasitas, sehingga menambah parah kondisi danau tersebut. Selain itu, populasi ikan di sana juga kian merosot hingga menyulitkan para petani sekitar.
PJT I juga sempat menebar sekitar 50 ribu ekor benih ikan nila ke dalam danau untuk memulihkan ekosistem perikanan di Rawa Pening. Penebaran puluhan ribu benih ikan tersebut merupakan kali kelima yang dilakukan PJT I setiap tahunnya.
Didit berharap, masyarakat sekitar bisa mengurangi ketergantungan terhadap budidaya perikanan untuk beralih ke perikanan tangkap. Sehingga kualitas air danau ini bisa berangsur membaik dan eceng gondok ini juga bisa berkurang.
“Sehingga dengan penebaran benih ini, kita berusaha untuk memulihkan ekosistem perikanan. Harapannya bisa mengurangi ketergantungan masyarakat untuk budidaya perikanan yang berkontribusi mencemari lingkungan. Masyarakat bisa beralih ke perikanan tangkap,” terang Didit.
Dijelaskan, adanya aktivitas pertanian dan budidaya ikan dengan menggunakan pupuk dan pakan ikan berlebihan, berkontribusi pada menurunnya kualitas air dan pertumbuhan populasi Enceng Gondok yang tidak terkendali di Rawa Pening.
Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Lalu Ardian Bagus Nugroho menerangkan, sinergi antar pihak diperlukan untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
Menurut dia, kegiatan pemeliharaan berupa pengerukan sedimentasi bisa turut mendukung volume air di Rawa Pening.
Upayanya yaitu dengan operasi pembersihan eceng gondok menggunakan 14 alat harvester yang dibantu enam alat berat ekskavator. Eceng gondok tersebut dilokalisasi dan akan dibuang atau diolah menjadi kerajinan tangan.
“Kalau di sekitar danau terdapat gundukan eceng gondok, itu hanya disposal sementara. Kita sudah kerja sama dengan PTPN 1 Regional 3 untuk membuang eceng gondok ke sana,” pungkas dia. (muz)