Rawat 19 Bayi Terlahir Akibat Pacaran, Panti Ini Khusus Asuh Anak di Luar Nikah (1)

DITIPKAN: Bayi-bayi yang dititipkan ibunya di Panti Manarul Mabrur, Pudak Payung Banyumanik Semarang. Foto: bejan syahidan/jatengpos

Umumnya panti asuhan adalah mengasuh anak yatim piatu dan dhuafa. Tapi tidak demikian dengan panti yang satu ini. Panti yang berada di kota Semarang ini secara khusus mengasuh anak-anak di luar nikah. 
—————–

Itulah Panti Manarul Mabrur, yang berada di Jln Shirotol Mustaqim No 1, kampung Pudak Payung, Kelurahan Pudak Payung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Panti ini secara khusus mengasuh anak – anak yang ditinggal ibunya. Sang ibu umumnya datang ke panti dalam keadaan mau melahirkan tanpa suami. Oleh pengasuh panti dibantu proses persalinan ke rumah sakit. Setelah melahirkan dan dalam keadaan sehat, sang ibu pamit pergi meninggalkan bayinya. Ada satu-dua yang akhirnya menengok lalu mengambil anaknya.

Rois Bawono Hadi, pengasuh panti menuturkan, bukan niatnya untuk secara khusus menampung bayi-bayi di luar nikah itu. Tapi karena sudah taqdirnya Alloh perjalankan seperti itu.


“Siapa Mas yang mau menerima masalah orang? Kami tidak pernah secara khusus menerima anak-anak di luar nikah. Tidak mudah Mas mengasuh anak,”katanya.

Baca juga:  Masyarakat Banjarnegara Diminta Jaga Kondusifitas Jelang Pilkades Serentak

Ceritanya, jauh sebelum kedatangan bayi-bayi diluar nikah ini, pantinya mengelola anak jalanan dan dhuafa. Namun entah kenapa, kira-kira lima tahun belakangan, sering ada perempuan datang dengan keadaan hamil tua. Mereka menangis. Pasrah minta tolong dibantu melahirkan.

“Setelah saya tanya, mereka ini rata-rata hamil diluar nikah. Biasanya pacaran dan pergaulan bebas, lalu kebablasan hingga hamil. Karena bingung ketika melahirkan, mereka ke panti sini minta ditolong,”kata Rois.

Bermula dari satu-dua orang. Lama-lama makin banyak yang datang. Rois sendiri tidak tahu darimana mereka dapat rujukan sampai datang ke pantinya.

“Mungkin dari gethok tular atau internet, saya tidak tahu,”imbuhnya.
Yang luar biasa, dari semua yang datang minta ditolong persalinan itu, semuanya gratis. Panti membantu sekuat tenaga menolong tanpa pamrih.

“Bayangkan Mas, mereka datang dalam kondisi bingung. Malu. Pasrah. Tidak tahu harus berbuat apa. Mengadu keluarganya malu. Pacar yang menghamilinya kabur tidak bertanggung jawab,”jelasnya.

Dari situlah, Rois sadar panti ini harus menolong semua orang yang membutuhkan. Termasuk orang hamil yang pasanganya tidak bertanggung jawab.
Saat ini, di pantinya ada 19 bayi yang diasuhnya. Sebulan sebelumnya malah ada 27 bayi. Semuanya masih berumur bulanan.

Baca juga:  Hari Pers Nasional bersama Polres, Wartawan Siap Kawal Pemilu Damai

“Sekarang ada 19 bayi, karena sebulan lalu ada 8 yang diambil ibunya. Jadi total yang usia bayi sempat ada 27 anak,”tambahnya.

Itu adalah yang usia bulanan. Selain itu di panti Manarul Mabrur juga ada yang usia 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun, hingga 10 tahun lebih. Jika ditotal dengan yang sudah dewasa saat ini ada 60-an anak.

Semua itu, dulunya lahir di panti ini. Lalu diasuh hingga ada yang kini sudah dewasa. Bahkan disekolahkan hingga sarjana.

Menurut Rois, diantara wanita yang datang ke pantinya, ada yang masih usia SMP, SMA, dan mahasiswi. Tapi ada juga yang karyawan atau janda. Bahkan pernah ada seorang PNS.

Mereka datang sudah hamil tua tanpa suami. Ada yang siap melahirkan. Ada yang masih kurang seminggu atau sebulan. Intinya mereka butuh ditolong karena malu.

“Pernah ada yang bilang, seandainya tidak ditolong panti, bayinya akan dibuang. Itulah Mas, kenapa kami harus menolong mereka. Sebenarnya kami sendiri juga susah. Zaman sekarang siapa yang mau menerima masalah orang? Orang tuanya saja kadang-kadang mencampakannya. Tapi ya mau gimana lagi,”tutur Rois.

Baca juga:  160 Guru Banjarnegara Berlatih Menulis, Bersama Kelas Literasi Guru Jateng dan Jateng Pos

Diantara mereka itu, memang umumnya ditinggal kabur pasanganya. Sehingg mereka datang sendiri dengan perut sudah membuncit. Tapi ada juga yang datang masih dengan pacarnya. Tapi karena hamil di luar nikah, mereka tetap menyembunyinkan dari keluarganya.

“Mereka janji, jika nanti sudah resmi menikah akan kembali mengambil anaknya. Ada yang benar-benar mangambil, tapi ada juga yang tidak ada kabar sampai sekarang,”imbuhnya lagi.

Yang membuat Rois miris, dulu wanita yang datang ke pantinya kebanyakan orang sudah dewasa. Mahasiswi, pekerja, atau janda yang ditipu pacarnya. Tapi makin ke sini banyak anak-anak yang masih SMP. Mereka sudah hamil.

“Makanya kita sebagai orang tua harus hati-hati dengan anak gadisnya. Jangan sampai anak kita menjadi korban pergaulan bebas. Membuat malu leluarga, dia sendiri masa depanya hancur,”pesanya. (jan/bersambung)