Rela Mati Saat Jadi Pengintai Belanda

Kisah Penjual Mainan Mbah Min

PENGINTAI BELANDA: Mbah Min penjual mainan yang dulunya pengintai Belanda bertemu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Senin (9/11/2020).

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Kakek penjual mainan anak-anak di Solo, Ngadimin Citro Wiyono (87), bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Senin (9/11). Mbah Min bercerita tentang pengalamannya menjadi mata-mata saat mempertahankan kemerdekaan pada masa Agresi Militer Belanda II 1948 silam.

“Saya tidak mengurus (hak veteran) karena sekarang harus ada hitam di atas putih, harus ada tanda bukti. Saya tidak punya, saya dulu cuma berani saja. Menurunkan bendera Belanda dan mengganti dengan Merah Putih,” kata Mbah Min di rumah dinas Gubernur Jateng, Puri Gedeh, Semarang, Senin (9/11).

“Pernah diadul-adul (ditelisik) dari UNS bagian sejarah, ya begini adanya,” imbuh kakek 9 cucu itu.

Baca juga:  Grebek Kutowinangun Kidul Napak Tilas Perjuangan Diponegoro

Mbah Min selama ini bertahan hidup dengan bekerja serabutan, hingga akhirnya dia berjualan mainan buatannya sendiri. Mbah Min lalu bercerita tentang kisahnya menjadi pejuang di usia muda.

iklan

Dia usianya yang belia, dia mengaku melihat sang ayah ditembak di depan matanya. Kala itu amarah menyelimuti dadanya, sehingga dia bertekad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan melawan Belanda.

“Saat itu saya marah, Belanda pengkhianat. Setelah itu saya memutuskan untuk ikut berjuang. Saya rela mati demi nusa dan bangsa,” kenang Mbah Min.

Karena masih muda, Mbah Min mengaku ditugaskan menjadi agen telik sandi atau mata-mata pengintai Belanda. Dia juga mengaku pernah membantu tentara Indonesia menyembunyikan senjata Belanda.

Baca juga:  Komisi VI DPR RI Dorong Program Pemberdayaan Masyarakat

Mbah Min bercerita dia pernah membantu prajurit TNI yang ingin menyergap gudang senjata Belanda. Dia yang melihat senjata prajurit ditinggal di kebun, sengaja menyembunyikannya dengan dedaunan kering agar tidak diketahui Belanda.

“Saat itu komandan pasukan terkejut, kok bisa senjatanya diamankan. Setelah tahu saya yang melakukan, terus saya diminta gabung berjuang dan mendapat tugas baru. Saat itu, saya ditugasi menjadi pengintai Belanda,” jelas Mbah Min.

Ganjar yang mendengarkan cerita itu langsung menelepon Dinas Sosial Pemprov Jateng yang mengurusi para veteran. Ganjar meminta agar Mbah Min dibantu dalam memperoleh hak sebagai seorang veteran.

“Nanti biar dibantu ya mbah, biar diurus semuanya,” kata Ganjar.

Baca juga:  PKS Kabupaten Semarang Gelar Trofeo Hari Pahlawan

Tak berapa lama, petugas Dinas Sosial Pemprov Jateng datang. Mereka lalu membantu Mbah Min untuk mengurus berkas.

“Ini ya mbah, biar dibantu. Nanti dijemput dan diproses semuanya. Saya doakan njenengan (Anda) sehat,” ujar Ganjar.

“Saya berterima kasih sekali, kebijaksanaan Pak Ganjar sangat berarti buat saya. Semoga, perjuangan saya tidak sia-sia,” tutur Mbah Min semringah.(dtc/udi)

iklan