JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Pertambahan penduduk di Kota Surakarta dari tahun ke tahun membuat luasan lahan pertanian semakin sempit. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk menghadirkan pertanian di wilayah perkotaan adalah urban farming melalui sistem hidroponik.
Melihat hal tersebut, Riset Grup Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan (RG ESDAL) Universitas Sebelas Maret (UNS) berinisiatif menjembatani pelatihan budidaya dengan sistem hidroponik, yakni pertanian tanpa menggunakan tanah, tetapi menggunakan media tanam berupa air. Pelatihan ini dilaksanakan di kediaman Ibu Ninik Puthut, selaku ketua PKK RT05 RWXXII Bibis Luhur, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Sabtu (18/6).
“Kegiatan pelatihan sistem hidroponik ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sekaligus dapat meningkatkan ekologi maupun ekonomi masyarakat.” Kata Dr. Joko Sutrisno ketua kegiatan pengabdian.
Dalam kegiatan ini, RG ESDAL juga menghadirkan tim Sebelas Maret Hidroponik UNS sebagai narasumber, Wawan Widhyanto.
“Tanaman hidroponik memiliki beberapa syarat tumbuh, yaitu suhu udara dan suhu tandon yang harus selalu dijaga, sinar matahari, oksigen, jenis air yang baik untuk budidaya seperti air RO (reverse osmosis), dan nutrisi tanaman. Lebih lanjut dalam bertanam hidroponik juga harus memperhatikan beberapa hal seperti kelembaban, pH, dan kandungan zat terlarut/ nutrisi,” ungkap Wawan.
Pada kegiatan pengabdian kali ini, selain diberikan pemahaman, peserta pelatihan juga langsung mempraktikkan budidaya sistem hidroponik, mulai dari praktik persemaian dengan rockwool, penyimpanan benih, pelarutan nutrisi ke dalam tandon, tahap peremajaan, tahap pendewasaan, sampai dengan pengendalian hama.
Praktik persemaian dilakukan pada tanaman pakcoy, bayam hijau dan caisim. Sedangkan untuk praktik pendewasaan menggunakan tanaman bayam batik, siomak, dan kangkung. (Dea/bis/rit)