Rober Christanto Terkenang Bung Karno Saat Upacara Hari Kelahiran Pancasila

Wakil Bupati Karanganyar, H. Rober Christanto, SE,. MM,. srawung dan gotong royong bersama warga.

JATENGPOS.CO.ID,  KARANGANYAR – Wakil Bupati Karanganyar, H. Rober Christanto, SE,. MM,. mengaku gembira menyambut datangnya bulan Juni. Pasalnya pada kesempatan ini dirinya mendapatkan kesempatan upacara peringatan hari lahir Pancasila bersama ASN Pemkab Karanganyar di halaman kantor sekda Karanganyar, Kamis, (1/6/2023). Bulan Juni semakin spesial karena bulan ini jadi penanda bulan sang proklamator kemerdekaan Indonesia, Bung Karno.

Sukarno yang merupakan founding father dan presiden pertama Republik Indonesia ini tentu saja menjadi inspirasi dan motivasi bagi darinya saat terjun ke dunia politik. Makanya, ketika masuk bulan Juni, diperingati hari lahir Pancasila dan menandai masuknya bulan Bung Karno. Ini sangat spesial. Karena saat memutuskan masuk politik, ia ingin bisa berguna untuk masyarakat sesuai dengan ajaran Bung Karno.

Baca juga:  Polda Jateng Gelar Razia Gabungan di Tanjung Emas

“Saya dalam setiap kesempatan membiasakan tradisi guyup rukun dan gotong royong bersama masyarakat. Karena ini bagian dari pancasila. Dan bahkan gotong royong ini saripati pancasila,” ungkapnya.

Menurut Rober Christanto, bicara tentang Sukarno, yang inspirasi dan kisahnya tak ada habisnya untuk dikupas, dipelajari, dan diperbincangkan ini, membuat Politisi PDI Perjuangan Karanganyar itu terkenang kisah Presiden Sukarno saat di Yugoslavia. Saat berbincang dengan Presiden Yugoslavia, Josef Broz Tito.

iklan

“Tuan Tito, jika anda sudah tiada nanti, apa yang akan anda wariskan di Yugoslavia?” Dengan bangga, Tito berkata, “Tentara-tentara kami berani dan tangguh, peralatan tempur kami canggih, dan keuangan bangsa kami kuat untuk melindungi bangsa kami.”
Setelah itu, Tito ternyata gantian bertanya. “Lalu bagaimana dengan negara anda, sahabatku?”

Baca juga:  Tim Patroli Laut Sita 2000 Pil Koplo Dan Amankan Dua Tersangka 

Dengan tenang Bung Karno menjawab. “Aku tidak khawatir, karena aku telah meninggali bangsaku dengan sebuah way of life, yaitu Pancasila,” ujarnya.

Secara geografis, Yugoslavia lebih beruntung dibandingkan Indonesia, karena wilayahnya tidak terpisah-pisah dan tidak beretnis sebanyak Indonesia. Namun, pada akhirnya, bangsa Yugoslavia pecah menjadi 7 (tujuh) negara kecil seperti Serbia, Kroasia, Bosnia, Slovenia, Montenegro, Kosovo dan Makedonia.

Dari kisah ini, Rober Christanto menilai, Warisan dan gagasan pemikiran, serta ide Bung Karno ini jadi fondasi dan kekuatan rakyat, bangsa, dan negara ini untuk membawa Indonesia raya menjadi berjaya dan sangat luar biasa. (yas).

iklan