Ruwatan Nagari di Gedong Songo, Dibacakan Ikrar para Raja dan Doa Kiblat Papat

Bupati Semarang dr H Mundjirin bersama pemangku Karaton Kawitan Amarta Bumi, Sri Prabu Anglung Punto Joyonegoro Cokrobuwono Girinoto (tengah) dan para Raja dan Wali/Ulama se-Nusantara saat mengikuti jamuan makan malam di pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang, Jumat (22/12) malam. FOTO : ABDUL MUIZ/JATENGPOS.CO.ID

JATENGPOS.CO.ID, AMBARAWA – Setelah melalui serangkaian prosesi yang sakral, Sabtu (23/12) hari ini Ruwatan Nagari digelar di Candi Gedong Songo, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Rangkaian puncak Ruwatan Nagari hari ini, diawali dengan iring-iringan para Raja dan Wali serta tamu undangan dikawal prajurit Karaton Kawitan Amarta Bumi menuju ke Gedong Songo.

Acara  dimulai sekitar pukul 08.00 saat para Raja dan Wali se-Nusantara yang hadir beranjak ke Gedong Songo diiringi prajurit dan adipati Karaton Kawitan. Ada tiga kelompok prajurit yang bertugas mengawal yakni Prajurit Pertiwi yang berjumlah 6 orang putri, Prajurit Wiro Tamtomo yang berjumlah 6 orang putra, dan Prajurit Wiropati berjumlah 6 orang.

“Selain itu dalam iring-iringan juga ada Prajurit Payung dan para ulama. Baru kemudian barisan paling belakang iring-iringan para Abdi Dalem Karaton Kawitan dan tamu undangan,” ujar Panitia Pelaksana KRA Wangsit Setio Nagoro Kawitan kepada Jateng Pos, kemarin.

Baca juga:  Dua Caleg Terpilih PDIP Diganti, KPU Sukoharjo: Penggantian Caleg Wewenang Parpol

Dilanjutkan, setelah memasuki areal acara rombongan para Raja dan Wali disambut gending Kodok Gorek. Rencana juga akan disambut Tari Topeng Gethak Madura. Gending-geding mocopat terus dikumandangkan menyertai kesakralan ritual.


Para Raja dan Wali serta tamu undangan duduk di tempat yang sediakan untuk mengikuti acara seremonial yakni menyanyikan lagu Indonesia Raya.

“Selanjutnya memasuki ritual sakral sebagai syarat diadakan Ruwatan Nagari, yakni membacakan doa Kiblat Papat dan Tarian Bedhaya Nawasanga. Baru kemudian sambutan-sambutan yang diantaranya disampaikan oleh Pemangku Karaton Amarta Bumi Sri Prabu Anglung Punto Joyonegoro Cokrobuwono Girinoto, Bupati Semarang, dan Gubenur Jawa Tengah atau yang mewakili,” ungkap KRA Wangsit.

Diperkirakan rangkaian prosesi tersebut sampai pukul 10.30 WIB, dilanjutkan persembahan tarian Amarta Sri Bumi dari Badung, Bali. Dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar Raja dan Wali yakni para Raja, Brahmana, dan rohaniawan.

Baca juga:  Sajikan Menu Chinese dan Fusion Internasional

“Setelah itu pembacaan doa lintas agama yang diwakili 6 rohaniawan dari masing-masing agama yang ada di Indonesia,” lanjut KRA Wangsit.

Sekitar pukul 11.00 WIB digelar Ruwatan Nagari yang dipusatkan di candi keempat dengan ditampilkan 9 orang dari 9 pulau besar di Nusantara  diiiringi doa-doa adat Jawa. Proses ini diperkirakan akan selesai sekitar pukul 11.35 dilanjutkan menggelar Wayang Ruwatan Sudomolo.

Setelah itu, lanjut KRA Wangsit, digelar kirab dan prosesi Panca Datu ke candi keempat Gedong Songo yang diikuti para Raja, Wali, Brahmana, pejabat dan masyarakat umum. “Prosesi ini bagian dari puncak Ruwatan Nagari, bertujuan untuk mendoakan negara ini agar aman tentram dan sejahtera,” tandasnya.

Baca juga:  Gus Yasin Ziarah Makam Kakek dan Ibunya di Rembang

Ruwatan yang dikemas dengan tema Gedong Songo Royal Culture Festival ini selesai puncak ritual, akan dilanjutkan dengan penampilan kesenian tradisional, diantaranya tarian Song Song Senom dan Sendratari Sempu Sendok Jayasthamba, dan diakhiri dengan Grebek Gedong Songo.

Sedangkan acara pada hari Minggu (24/12) akan digelar Sendratari Tlatah Suci Wahyu Sima dan pentas tari Reog Langen Mudo. (muz/udi)