Salah Siapa ? Kids Zaman Now Dinilai Bobrok

Endang Siti Rahayu, SPd Guru MTs N Wirosari Grobogan
Endang Siti Rahayu, SPd ,MTs N Wirosari Grobogan

GROBOGAN – Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa “jumlah anak-anak hanya 25% dari total penduduk, tetapi menentukan 100% masa depan bangsa”. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa besarnya pengaruh generasi muda terhadap maju-mundurnya sebuah bangsa. Untuk itu kualitas generasi muda sangat berpengaruh terhadap kualitas sebuah bangsa. Manakala generasi mudanya “bobrok”, maka “bobrok” pula bangsa. Profesor pendidikan dari Cotland University, yaitu Prof. Thomas Lockona mengungkapkan bahwa ada : “tanda – tanda zaman” yang harus diwaspadai karena konon kalau tanda – tada itu sudah ada atau muncul pada sebuah bangsa, maka akan tiba kehancuran bangsa tersebut.

Maraknya kenakalan, tawuan, dan kriminalitas yang dilakukan oleh remaja akhir-akhir ini bisa jadi merupakan “tanda-tanda zaman” . Mulai dari penyalahgunaan narkoba (drug’s), pergaulan bebas, tawauran pelajar & mahasiswa, itu merupakan sebagian kecil contoh yang masuk dalam indicator “tanda-tanda zaman” itu. Jika benar adanya demikian, rela-kah kita jika bangsa ini menuju jurang kehancuran seperti kata Prof. Thomas Lockona ?  Penulis  yakin tidak ada yang mau bangsa-nya hancur, kecuali mereka yang telah mati hati nurani-nya. Itugambaran hidup anak-anak zaman sekarang. Love, sex, and drugs,  miris memang.

Baca juga:  Mari Mendidik dengan Hati!

. Jika kita mau melihat lebih bijak, krisis moral yang melanda generasi muda kita saat ini, tidak bisa dilepaskan dari krisis “ketauladanan” di negeri ini.  Indonesia sekarang ini benar-benar sedang mengalami krisis “ketauladanan”.
Tidak bisa dipungkiri kini Indonesia khususnya  para generasi muda sedang merindukan akan hadirnya sosok atau seorang tokoh manusia yang mampu menjadi suri tauladan yang baik. Selama ini  kita punya banyak tokoh-tokoh bangsa yang besar pengaruhnya terhadap generasi muda, seperti Soekarno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dst. Namun kini tokoh-tokoh bangsa kharismatik itu telah pergi. Dan sekarang  melihat generasi muda Indonesia butuh seorang tokoh bangsa yang kharismatik di zaman globalisasi ini. Akibat dari “krisis kesuritauladanan” selama ini, membuat para generasi muda banyak yang merasa bingung terombang-ambing oleh zaman. Akhirnya mereka-pun mencontoh para tokoh-tokoh idola, mulai dari artis, pemain sepak bola, bintang-bintang film, tokoh-tokoh superhero, para penyanyi, anak band, dan tokoh-tokoh lain yang mereka kagumi. Memang bagus jika yang dicontoh hal-hal positif dari idola mereka itu, seperti kesuksesan dan keberhasilan-nya. Namun ironisnya banyak generasi muda yang meniru penuh hingga mengidentikkan diri mereka atas segala hal yang ada dan dilakukan oleh idola-nya itu. Mulai dari gaya berpakaian, gaya berjalan, cara bicara, dll. Yang dikhawatirkan banyak kalangan adalah manakala mereka menirukan idola yang tidak baik. Ini tentu akan membuat generasi muda menjadi tidak baik pula.

Baca juga:  Peningkatan Prestasi Belajar Seni Rupa Melalui Ekspresi Seni Kaligrafi

Kenapa hal ini terjadi. Siapakah yang bisa disalahkan ketika kondisi generasi penerus sudah seperti ini ? Apakah kesalahan mutlak pada orang tua dan guru yang mendidik anak di rumah dan di sekolah ? Tidak. Dekadensi moral generasi muda Indonesia merupakan tanggung jawab kita bersama. Tidak perlu saling melempar kesalahan, atau bahkan memvonis seseorang. Yang dibutuhkan saat ini yaitu sebuah solusi yang bijak.


Solusi bijak yang dibutuhkan oleh generasi muda indonesia saat ini yaitu “ kesuritauladanan “ yang baik dari generasi tua serta pemimpin bangsa. Mulai dari keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia pendidikan. Jangan ada miss komunikasi dan jurang pemisah antara generasi muda dan generasi tua. Perlu digalakkan kembali komunikasi yang intens antara generasi muda dan generasi tua. Generasi muda masih butuh banyak pembelajaran dari generasi tua pendahulu. Untuk itu generasi tua sebagai yang lebih berpengalaman harus aktif membimbing, mengarahkan, serta memberikan pengayoman kepada para generasi muda.

Baca juga:  Rekondisi Trafo Limbah Bengkel Smk Jadikan Charger Accu (Baterai)

Endang Siti Rahayu, SPd

Guru  MTs N  Wirosari Grobogan