Salatiga Krisis Gas Melon

Aktifitas di sebuah agen gas di Salatiga. Stok gas terlihat sedikit, bahkan nyaris kosong. FOTO : DEKAN BAWONO/JATENGPOS.CO.ID

JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Dalam beberapa hari ini, masyarakat Salatiga kesulitan untuk mendapatkan tabung gas tiga kiloan. Diduga langkanya gas yang biasa disebut gas melon itu karena banyaknya masyarakat yang beralih ke tabung gas tersebut.

Langkah ini dilakukan menyusul naiknya harga tabung gas 12 kiloan dan 5 kiloan. “ Gas besar (12 kg) naik sembilan ribu rupiah, yang gas sedang (5,5 kg) naik sekitar enam ribu rupiah. Menurut saya banyak yang beralih ke gas melon,” kata salah seorang pegawai di agen gas UD Rakyat Salatiga kepada Jateng Pos, Minggu (3/12).

Sepengetahuan dia, pasokan atau kuota untuk Salatiga tetap alias tidak dikurangi. Dikatakan, agennya tidak melayani penjualan eceran dan di depan tempat usaha sudah ditulisi ‘gas 3 kg untuk masyarakat miskin’

Baca juga:  Jaga Kebugaran, Petugas Pemilu di Karanganyar Diperiksa Kesehatan

Sementara, salah seorang pengecer gas Utami (55) Warga Sidorejo, Salatiga mengaku sudah sepekan ini tabung gas tiga kiloan langka. Kalaupun ada, jumlahnya sangat terbatas. “Saya  sampai tidak jual karena tidak ada barang. Untuk saya sendiri membeli dari pengecer juga. Saya belinya sudah Rp 18000,” katanya.

iklan

Sama halnya yang dialami  Mila (40) ibu rumah tangga yang tinggal di Kutowinangun ini juga kesulitan mendapatkan gas melon. “Sudah sepekan lebih sulit mendapatkan gas. Pengecer di kampung saya juga kosong,” katanya.

Dia berharap kelangkaan gas ini bisa segera teratasi, terlebih di bulan Desember ini permintaan akan gas pasti meningkat karena ada Natal dan Tahun Baru. “Pihak-pihak terkait segera turun tanganlah agar kelanggan ini cepat teratasi,” kata pegawai swasta ini.

Baca juga:  PLN UID Jateng-DIY Gelar 'Ngopi Bareng Millenials'

Menanggapi hal ini Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga Muthoin mengatakan, kelangkaan gas elpiji 3 kg selama beberapa hari belakangan ini karena banyaknya permintaan dari masyarakat.

“Untuk pasokan atau kuota tetap, tidak ada pengurangan, namun permintaan meningkat. Disinyalir juga gas dari Salatiga dipakai masyarakat sekitarnya juga ( perbatasan Kabupaten Semarang,” ujarnya. (deb/sgt)

iklan