JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Peguatan market terus dilakukan Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. Destinasi super prioritas ini ikut dalam program sales mission di Jakarta, 19-21 Oktober 2018. Konsepnya lengkap. Ada table top meeting hingga kelas seminar. Program ini juga memungkinkan Sumatera Utara dan Jakarta melakukan ‘pertukaran’ wisatawan.
Langkah strategis dilakukan destinasi super prioritas Danau Toba. Mereka menghidupkan kran wisman dari dalam negeri. Kota Jakarta pun dipilih sebagai gerbang penghubungnya. Sebab, Jakarta jadi pintu masuk wisman terbesar kedua setelah Bali pada 2017. Sepanjang tahun lalu, ada 2,75 Juta wisman yang masuk ke Jakarta. Untuk jumlah wisman yang masuk ke Bali berjumlah 5,68 Juta orang.
Melihat background positif tersebut, pilihan pun ditetapkan. Destinasi Danau Toba ambil bagian dalam program sales mission di Jakarta, 19-21 Oktober. Lokasinya berada di Ballroom 1 Hotel Sheraton Jakarta. Mengoptimalkan momentum, sebanyak 30 seller dikirim dari Sumatera Utara. Komposisinya 17 travel and tour juga 13 hotel. Mereka ‘berkolaborasi’ dengan 30 buyer dari Jakarta.
“Optimalisasi fungsi bisnis Kawasan Danau Toba terus dioptimalkan. Kami juga melihat posisi Jakarta ini sangat strategis. Jakarta juga digunakan sebagai transit, selain tujuan destinasi para wisman. Karena posisi ini, maka kami bergabung di sales mission ini,” ungkap Ketua DPD ASITA Sumatera Solahuddin Nasution, Jumat (19/10).
Bergabung di sales mission Jakarta, Danau Toba sudah menyiapkan beragam paket wisata. Harapannya usai penyelenggaraan event ini, jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Toba meningkat. Solahuddin menambahkan, table top sangat efektif untuk branding produk paket wisata. Namun, optimalisasi tiket pesawat sudah tergerus oleh travel online.
“Ada banyak paket wisata yang kami tawarkan di sini. Semuanya menarik. Sales mission seperti ini tetap efektif untuk menaikan jumlah wisatawan. Kami mengejar promosi produk wisatanya. Untuk tiket pesawat agak berat karena semua sudah dilakukan online,” lanjutnya.
Beberapa perubahan signifikan memang dilakukan industri pariwisata di Kawasan Danau Toba. Kini mereka menjual paket wisata disesuaikan dengan posisi Bandara Silangit. Apalagi, Bandara Silangit ini sudah terkoneksi langsung dengan Malaysia. Terkait dengan paket wisata ini, wisatawan pun diarahkan untuk tetap berinteraksi melalui pintu Bandara Silangit.
“Kondisi Danau Toba saat ini berbeda dengan 2 atau 3 tahun lalu. Kalau sebelumnya, paket wisata in and out-nya dari Bandara Kualanamu. Tapi, kini paket wisatanya dibuat melalui Bandara Silangit. Bisa in dan out-nya dari Silangit. Atau, in dari Kualanamu lalu out-nya di Silangit. Komposisi ini pun cukup memberi pengaruh positif terkait sebaran wisatawan,” ujar Solahuddin.
Lebih lanjut, Kawasan Danau Toba pun mendapatkan potensi menjanjikan lainnya. Potensi pertukaran wisatawan pun ditawarkan. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Hary Wibowo pun menjelaskan, sinergi lebih lanjut harus dilakukan melalui pertukaran wisatawan. Harapannya, para wisatawan mendapatkan experience lebih saat berkunjung di dua destinasi tersebut.
“Mudah-mudahan kami bisa saling bertukar wisatawan. Teknisnya sederhana. Wisatawan yang ada di Jakarta akan didorong untuk berkunjung ke Danau Toba. Pun demikian sebaliknya. Kalau ini dilakukan akan menaikan value. Wisatawan juga memiliki kesempatan untuk menoptimalkan liburannya. Sebab, karakter Danau Toba dan Jakarta ini berbeda,” ujar Hary.
Bukan hanya table top atau direct sales, penguatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata pun dilakukan. Kelas khusus sales mission pun dibuka bagi para pelaku pariwisata pada Jumat (19/10). Treatmentnya melalui seminar. Pesertanya mencapai 200 orang. Mereka ini berasal dari berbagai latar belakang. Mulai mahasiswa hingga para pengelola tour and travel.
“Penguatan SDM pariwisata harus dilakukan secara rutin. Sebab, arus pengetahuan dan tantangannya itu selalu berbeda dalam waktu cepat. Kami ingin lini solid dan terus memberikan pelayanan terbaik. Kreativitas mereka juga naik untuk menciptakan banyak inovasi dalam branding dan industri,” tutur Kepala Bidang Pemasaran I Area I Kemenpar Ida Fahmiwati.
Sikap jeli Danau Toba dalam membidik peluang pasar diapresiasi oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menteri yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok menjelaskan, berbagai peluang untuk menarik kunjungan wisatawan ini harus dilakukan. Namun, tidak kalah penting juga menyiapkan SDM memadai.
“Optimalisasi pasar terus dibutuhkan. Beragam inovasi dan terobosan baru harus dilakukan. Kolaborasi melalui pertukaran wisatawan cukup ideal. Artinya, ada potensi wisatawan menambah waktu singgah lebih lama. Lebih penting terkait kualitas SDM-nya. Program ini pun memberikan banyak pembelajaran yang penting,” tutupnya. (udi)